kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pasar asuransi umum masih dikuasai perusahaan milik konglomerasi


Senin, 04 Oktober 2021 / 05:45 WIB
Pasar asuransi umum masih dikuasai perusahaan milik konglomerasi

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan asuransi mulai meningkat, beberapa perusahaan asuransi umum pun mulai mengalami peningkatan pendapatan preminya. Meski demikian, perusahaan asuransi umum milik konglomerasi masih menguasai pangsa pasar yang ada.

“Kontributor besar asuransi umum didominasi oleh perusahaan asuransi yang memiliki captive market, sehingga portofolio banyak disokong oleh grup,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe.

Benar saja, berdasarkan riset yang dilakukan oleh kontan.co.id, perusahaan asuransi yang menguasai pangsa pasar industri asuransi umum berdasarkan pendapatan premi yang didapat ialah PT Asuransi Sinar Mas yang merupakan bagian dari Grup Sinarmas dan PT Asuransi Astra Buana milik Grup Astra.

Melihat laporan keuangan keduanya, sejatinya pendapatan premi mereka mengalami penurunan di semester pertama kemarin. Premi bruto Asuransi Sinarmas turun 28,67% yoy menjadi Rp 3,48 triliun dan premi bruto Asuransi Astra turun tipis 0,59% yoy menjadi Rp 2,35 triliun.

Baca Juga: Asabri tidak jadi melebur ke BPJS Ketenagakerjaan, Asabri: Kami ikuti putusan MK

Doddy pun menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan asuransi umum yang memiliki pendapatan premi besar pun sebenarnya tidak terlalu mendominasi pasar mengingat pasar asuransi umum Indonesia adalah fragmented market, bukan concentrated market.

“Lima perusahaan kontributor premi terbesar hanya 35% dari total premi asuransi umum nasional. Bahkan sepuluh kontributor terbesar pun baru 45%,” imbuh Dody.

Senior Vice President Communication and Customer Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto pun bilang bahwa penurunan pendapatan premi di paruh pertama tahun ini masih terpengaruh situasi ekonomi yang ada. Ia berharap performa di tahun ini tidak lebih turun dari performa 2020.

“Melihat situasi saat ini yang sudah berangsur pulih, tentu menjadi harapan bersama di era kenormalan baru nanti semua bisa menjadi lebih baik, khususnya dunia asuransi,” ujarnya.

Tak hanya itu, Iwan pun menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda justru memberikan prospek yang cerah bagi asuransi segmen kesehatan. Oleh karenanya, baru-baru ini Asuransi Astra meluncurkan produk baru Garda Healthtech yang merupakan produk asuransi kesehatan pertamanya yang bisa dibeli secara perorangan.

Baca Juga: Dukung operasional, perusahaan asuransi perkuat jaringan kantor

Menurut Iwan, hal tersebut merupakan bagian dari strategi diversifikasi dan diferensiasi tak hanya layanan namun juga pengembangan produk. “Untuk segmen kendaraan bermotor rasanya membutuhkan waktu yang lebih panjang dibanding segmen lainnya,” tambah Iwan.

Selain itu, ada juga Asuransi Wahana Tata (Aswata) yang masuk juga dalam deretan perusahaan asuransi dengan pendapatan premi terbesar. Per 30 September kemarin, pendapatan premi perusahaan tumbuh sekitar 4% hingga 5% menjadi Rp 1,2 triliun.

Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi pun bilang bahwa pihaknya secara konsisten berusaha menjaga kesehatan dan kekuatan finansial terutama di saat pertumbuhan ekonomi masih akan sangat berat.

“Kita ambil conservative approach atau tidak agresif dalam hal pertumbuhan bisnis namun kita improve dalam layanan dan financial stability,” ujar Christian.

Selanjutnya: Gandeng Cagar Foundation, Tugu Insurance dukung pengembangan SDM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×