kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi virus corona telah mengakibatkan pemburukan ekonomi


Rabu, 18 Agustus 2021 / 17:10 WIB
Pandemi virus corona telah mengakibatkan pemburukan ekonomi

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan kasus pandemi virus corona karena merebaknya varian delta beberapa bulan ini mengakibatkan pemburukan ekonomi. Hal ini berdampak terhadap daya tahan fiskal.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mematok defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 5,82% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan outlook sebelumnya yakni 5,7% dari PDB.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan peningkatan persentase defisit APBN tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi lebih rendah, karena seiring dengan eskalasi kasus Covid-19.

Sebab, pemerintah telah merevbisi outlook pertumbuhan ekonomi pada 2021 berada di rentang 3,7%-4,5% year on yeart (yoy). Angka tersebut melebar dari posisi outlook sebelumnya di kisaran 4,5%-5,3% secara tahunan.

Baca Juga: Pemerintah ancang-ancang dampak varian Lambda terhadap perekonomian

“Karena pembandingnya (PDB) lebih rendah maka outlook-nya (defisit APBN 2021) bergerak sedikit ke atas. Terkait dengan adanya varian delta kemarin kita kemungkinan (pertumbuhan ekonomi 2021) ga mencapai 5% itu. Tapi secara nominal defist tidak berubah,” kata Febrio dalam acara yang bertajuk Strategi dan Outlook Perekonomian dan Kesejahteraan, Rabu (18/8).

Secara nominal pemerintah mematok outlook defisit APBN 2021 sebesar Rp 939,6 triliun, turun Rp 66,8 triliun dari posisi target defisit yang sebelumnya dicanangkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.006,4 triliun. “Sehingga risikonya lebih rendah karena secara nominal tidak ada perubahan dari sisi pembiayaan bahkan lebih rendah,” ujar Febrio.

Febrio menegaskan, adanya pelebaran persentase defisit tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kredibilitas ekonomi Indonesia di mata asing. Sehingga, ia optimistis stabilitas fiskal masih akan tetap terjaga di tahun ini.

“Jadi ini kita melihat angka-angka di pasar maupun lembaga rating melihat sema angka tersebut, malah positif, stabilitas makro ekonomi kita masih terjaga karena defisit nominalnya lebih rendah,” kata Febrio.

Selanjutnya: Dampaknya perbaikan ekonomi terhadap proyeksi IHSG di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×