kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kinerja industri asuransi syariah


Senin, 01 Maret 2021 / 09:45 WIB
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kinerja industri asuransi syariah

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menyatakan, pendapatan kontribusi bruto industri asuransi umum syariah alami penurunan sebesar 12,08% YoY sepanjang 2020 menjadi Rp 182 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 207 miliar.

Kendati demikian, Erwin Noekman Direktur Eksekutif ASSI mengungkapkan, kinerja menunjukkan adanya peningkatan positif hingga akhir triwulan 2020. "Artinya industri asuransi umum sepanjang 2020 tetap mendulang pencapaian pertumbuhan pendapatan kontribusi," kata Erwin saat diskusi virtual, Kamis (25/2).

Sementara itu untuk pembayaran klaim industri asuransi umum syariah mengalami penurunan paling rendah pada triwulan-II 2020 yakni sebesar Rp 37 miliar akibat adanya pandemi covid-19, dan mulai kembali pada posisi di atas Rp 50 miliar pada akhir triwulan 2020.

Erwin mengatakan, kendati secara kuartalan, mulai dari Desember 2019 hingga Maret 2020 terjadi penurunan. Pada Bulan September 2020 menunjukkan pertumbuhan. Peningkatan juga terjadi saat menutup tahun 2020. Dari segi aset, industri asuransi umum syariah mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, sekalipun saat masa pandemi covid-19.

Secara tahunan, kontribusi bruto asuransi umum mengalami penurunan di tahun 2020, yaitu tercatat sebesar Rp 1,82 triliun di tahun 2019, dan menutup tahun 2020 menjadi Rp 1,61 triliun. Penurunan kontribusi ini terjadi secara global akibat terdampak pandemi covid-19.

Kendati demikian, dari segi aset, industri asuransi umum Indonesia mengalami peningkatan, yaitu Rp 5,90 triliun di tahun 2019 dan menutup tahun 2020 tercatat menjadi Rp 6,01 triliun. Jadi ada kenaikan sekitar Rp100 miliar.

Baca Juga: Produk asuransi berbalut investasi bakal dorong laba asuransi umum

Untuk investasi, kinerja industri asuransi umum syariah juga mengalami kinerja yang baik, yang mana pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 4,03 triliun dan pada tahun 2020 tercatat naik sekalipun tipis yakni menjadi Rp 4,10 triliun. Peningkatan investasi ini diikuti oleh pertumbuhan hasil investasi, yang mana pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 243 miliar dan pada tahun 2020 menjadi Rp 259 miliar.

Menurutnya yang menarik dari kinerja asuransi umum adalah dari segi laba. Di saat secara umum negara kita mengalami resesi, justru di industri asuransi umum syariah malah labanya meningkat.

Pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 514 miliar, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp 532 miliar. Menurutnya, ini seperti yang terjadi pada tahun 1998, dimana saat industri lainnya krisis, malah sebagian perusahaan asuransi saat itu mengalami peningkatan dari segi laba.

Dari segi lini bisnis, saat ini industri asuransi umum syariah masih didominasi dari sektor asuransi kendaraan bermotor yang memiliki porsi sebesar 36,46% dan diikuti oleh bisnis asuransi kecelakaan diri dengan porsi sebesar 31,11% kemudian dari sektor asuransi harta benda yaitu sebesar 15,60%.

"Ke depan potensi industri asuransi umum akan terus berkembang. Disamping dengan mergernya tiga bank syariah yang cukup memberikan pengaruh terhadap perekonomian syariah nasional, faktor lainnya adalah seiring dengan adanya pembangunan kawasan industri halal yang tentunya akan melibatkan banyak pihak dan menjadi prospek industri perasuransian syariah," imbuh Erwin.

Selanjutnya: Bank Syariah Mengalap Berkah ke Pembiayaan Sektor Infrastruktur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×