kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panca Mitra Multiperdana Bukukan Penjualan Bersih US$ 175,8 Juta Sepanjang 2021


Jumat, 29 April 2022 / 08:15 WIB
Panca Mitra Multiperdana Bukukan Penjualan Bersih US$ 175,8 Juta Sepanjang 2021

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) berhasil mencatat kinerja positif selama 2021 dari sisi top line.

Mengutip dari Laporan Keuangan Audit Perseroan tahun 2021, PMMP mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 175,8 juta, meningkat sebesar 3% yoy dari sebelumnya sebesar US$ 170,5 juta di tahun 2020. Laba Kotor Perseroan juga meningkat sebesar 15,7% yoy menjadi US$ 40,9 juta dari pencapaian tahun 2020 sebesar US$ 35,3 juta. 

Di sisi lain, PMMP mampu mencetak laba operasi sebesar US$ 19,4 juta pada tahun 2021. Angka ini tercatat menurun sebesar 9,9% dibandingkan dengan laba operasi Perseroan di tahun 2020 sebesar US$ 21,5 juta. PMMP juga tercatat membukukan penurunan laba bersih sebesar 13% yoy menjadi US$ 9,3 juta pada tahun 2021. 

Baca Juga: Ini Rahasia Panca Mitra (PMMP) Menembus Pasar Ekspor AS

Martinus Soesilo, Direktur Utama PMMP menyampaikan bahwa selama tahun 2021, Perseroan telah berhasil menjalankan strategi bisnis utama, yakni meningkatkan porsi penjualan produk Cooked Shrimp dan Value Added Shrimp. 

"Tahun 2021, kami berhasil meningkatkan porsi penjualan produk Cooked Shrimp dan Value Added Shrimp. Porsi penjualan Cooked Shrimp berhasil mencapai 58% dan porsi penjualan Value Added Shrimp berhasil mencapai 22% dari total penjualan tahun 2021," ucap Martinus, dalam keterangan resminya hari ini. 

PMMP mencatat, total penjualan Cooked Shrimp pada tahun 2021 mencapai US$ 101,8 juta, meningkat sebesar 15,2% yoy dari pencapaian tahun 2020 sebesar US$ 88,3 juta.

Sementara itu, untuk total penjualan Value Added Shrimp tahun 2021 mencapai US$ 39,2 juta, meningkat sebesar 37,7% yoy dari pencapaian tahun 2020 sebesar US$ 28,4 juta. Sebaliknya, total penjualan Raw Shrimp tahun 2021 turun 35,6% yoy menjadi US$ 34,6 juta. 

Martinus menjelaskan, dengan adanya penerapan strategi bisnis ini, Perseroan mampu meningkatkan marjin laba kotor perseroan secara signifikan dibandingkan tahun 2020.

"Marjin laba kotor kami pada tahun 2021, berhasil mencapai 23,3% atau meningkat sebesar 260bps dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 20,7%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan produk Cooked Shrimp dan Value Added Shrimp yang memiliki profitabilitas lebih baik dibandingkan produk Raw Shrimp,” jelas Martinus.

Peningkatan penjualan selama tahun 2021 ini juga didukung oleh meningkatnya penjualan ekspor Perseroan, terutama ke Amerika Serikat, yang meningkat sebesar 5,1% yoy menjadi US$ 145,3 juta dari semula US$ 138,3 juta. 

Sekretaris Perusahaan PMMP Christian Jonathan Sutanto menambahkan,  penurunan profitabilitas perseroan terutama di laba operasi dan laba bersih disebabkan oleh melonjaknya biaya pengiriman dan logistik akibat adanya kelangkaan kontainer selama tahun 2021.

Dia menuturkan, total biaya pengiriman meningkat secara signifikan tahun lalu, yakni sebesar 95% yoy. Dengan hampir meningkat sebesar dua kali lipat, kenaikan laba kotor perseroan pun belum mampu menutupi kenaikan biaya angkut tersebut.

 

"Hal ini yang menyebabkan laba operasi kami sedikit tergerus selama tahun 2021. Hal ini juga menyebabkan laba bersih kami juga tergerus pada tahun 2021, walaupun Perseroan mampu menurunkan beban bunga dari US$ 8,9 juta pada tahun 2020 menjadi US$ 8,5 juta pada tahun 2021," tuturnya. 

Namun, Christian mengatakan bahwa di tahun 2022 ini, pihaknya optimistis mampu mengembalikan keadaan dengan meningkatkan profitabilitas Perseroan. Selain dengan terus menambah porsi penjualan Cooked Shrimp dan Value Added Shrimp, lanjut Christian, kenaikan beban angkut  juga sudah mulai di pass through kepada beberapa kontrak penjualan baru perseroan.

Dia menjelaskan, di Amerika Serikat, sekarang sedang terjadi inflasi yang cukup tinggi sejak beberapa bulan terakhir. Sehingga harga penjualan PMMP juga mengalami kenaikan pada awal tahun 2022, dan kenaikan beban angkut ini, sudah dikalkulasikan kepada harga penjualan di kontrak-kontrak penjualan baru Perseroan.

"Selain itu, harga jasa kontainer sudah juga mulai berangsur membaik dibandingkan tahun lalu, walaupun belum mencapai harga sebelum pandemi Covid-19," sebutnya. 

Di sisi lain, total aset Perseroan pada 2021 naik menjadi US$ 268 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2020 sebesar US$ 248 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×