kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pada tahun ini Champion Pacific Indonesia (IGAR) yakin penjualan tumbuh 10%


Rabu, 10 Maret 2021 / 06:15 WIB
Pada tahun ini Champion Pacific Indonesia (IGAR) yakin penjualan tumbuh 10%

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang industri kemasan PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) yakin kinerjanya akan tumbuh lebih baik pada tahun 2021.

Presiden Direktur IGAR Antonius Muhartoyo menyampaikan, memasuki tahun ini pihaknya membidik target pertumbuhan penjualan sebesar 10%. Hal tersebut ditopang oleh penjualan kemasan di sektor farmasi yang notabene menjadi spesialisasi IGAR.

Permintaan produk kemasan untuk obat vitamin diyakini meningkat sehingga dapat berdampak baik bagi kinerja perusahaan tersebut. “Kami canangkan pertumbuhan 10% di mana produk yang meningkat akhir-akhir ini adalah vitamin,” ujar dia, Selasa (9/3).

Baca Juga: Ini beberapa katalis positif yang kuatkan kinerja Krakatau Steel (KRAS) tahun ini

Dalam catatan Kontan, kontribusi penjualan dari segmen produk kemasan farmasi mencapai 90%. Adapun 10% sisanya berasal dari segmen produk kemasan non farmasi. IGAR pun melayani 99% pabrik farmasi di Indonesia untuk membuat kemasan.

Nah, meski porsinya tergolong mini, pada dasarnya IGAR tetap mengincar peningkatan penjualan dari segmen non farmasi di tahun ini. Sentimen positif hadir berupa adanya kenaikan permintaan produk kemasan dari industri pertanian.

Manajemen IGAR pun menerapkan sejumlah strategi untuk menopang kinerja di tahun ini. Salah satunya adalah selalu meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi material yang terbuang (waste).

IGAR juga menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) yang bersifat rutin sebesar Rp 12 miliar untuk kebutuhan pemeliharaan dan peningkatan efisiensi produksi di tahun ini. Seluruh belanja modal tersebut berasal dari kas internal perusahaan.

Baca Juga: Ini penyebab laba bersih Gajah Tunggal (GJTL) naik 19% di tahun 2020

Antonius melanjutkan, pihaknya tidak mempermasalahkan pelemahan kurs rupiah yang terjadi belakangan ini sekalipun hal tersebut bisa berdampak bagi banyak sektor industri. “Selama ini bisnis kami selalu terbuka dan harmonis dengan pelanggan, sehingga penyesuaian harga mudah dilakukan,” ungkapnya.

IGAR juga tidak mengalami masalah dalam penyediaan bahan baku produk kemasan. Pasalnya, perusahaan ini selalu memiliki stok bahan baku untuk memenuhi pesanan produk untuk beberapa bulan ke depan.

Sekadar catatan, kurs rupiah di Bloomberg berada di level Rp 14.235 per dollar AS per hari ini (9/3). Posisi tersebut tampak tidak lebih baik dibandingkan saat akhir tahun lalu di mana rupiah berada di level Rp 14.050 per dollar AS.

Per kuartal III-2020, IGAR membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 2,93% (yoy) menjadi Rp 592,61 miliar. Di periode yang sama, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk IGAR turun 3,19% (yoy) menjadi Rp 35,69 miliar.

Selanjutnya: Vaksinasi mandiri jadi sentimen positif bagi Kalbe Farma (KLBF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×