Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di level 2,4% per September 2021. Direktur BCA Vera Eve Lim menyatakan pencapaian itu didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
“Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang masih menantang akibat adanya gelombang kedua pandemi Covid-19 pada pertengahan tahun 2021. Adapun sektor dan segmen yang menjadi penyumbang terbesar NPL adalah manufaktur dan korporasi,” ujar Vera kepada Kontan.co.id pada Selasa (9/11).
Lanjutnya, BCA terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan secara berkala melakukan stress testing dengan berbagai skenario.
Ia menilai perbankan masih akan tetap melakukan pencadangan sebagai upaya antisipasi kualitas kredit ke depannya sejalan dengan pemulihan ekonomi di tahun 2021.
Baca Juga: Lewat QRIS, BTN berhasil himpun dana tabungan merchant hingga Rp 372 miliar
“Selain itu, kami masih melakukan melakukan monitoring secara intens terkait kondisi saat ini. Kami juga mengapresiasi pemerintah dan regulator atas dukungan yang luar biasa dan kepada seluruh nasabah setia yang selalu menginspirasi kami untuk memberikan pelayanan yang berkualitas,” tambahnya.
Bank bersandi saham BBCA ini berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 605,9 triliun, atau naik 4,1% secara year on year (yoy) hingga September 2021.
Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan KPR. Kedua segmen ini masing-masing naik 7,1% yoy dan 6,5% yoy mencapai Rp 269,9 triliun dan Rp 95,1 triliun.
Selanjutnya: NPL industri perbankan turun ke level 3,22% pada September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News