kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OECD Sebut Sejumlah Tantangan yang Dihadapi ASEAN hingga Tahun Depan


Senin, 04 September 2023 / 15:30 WIB
OECD Sebut Sejumlah Tantangan yang Dihadapi ASEAN hingga Tahun Depan

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Organisation for Economic Coorperation and Development (OECD) membeberkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi negara-negara di ASEAN pada tahun ini hingga 2024 mendatang.

Director of OECD Development Centre, Ragnheiður Elín Árnadóttir mengungkapkan, negara-negara berkembang di Kawasan akan menghadapi tantangan penurunan permintaan eksternal yang terus berlanjut, akibat perlambatan ekonomi yang berkepanjangan di negara maju.

Ragnheiður juga menyoroti terkait risiko utama terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan adalah karena pemulihan ekonomi di China yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya. Menurutnya, cara negara ASEAN mengatasi hambatan eksternal akan bergantung pada keragaman basis ekspor dan efektivitas respons kebijakan.

“Kawasan ini juga akan merasakan dampak dari berlanjutnya pengetatan moneter di negara-negara maju dan volatilitas di pasar global. Secara khusus, pasar keuangan akan tetap rentan terhadap kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Uni Eropa,” tutur Ragnheiður dalam Launch of OECD’s Economic Outlook for Southeast Asia, China, and India 2023 Update, Minggu (3/9).

Baca Juga: OECD Ramal Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Melambat Jadi 4,2% pada Tahun Ini

Adapun laju inflasi inti yang masih tinggi juga berlanjut di beberapa negara di kawasan ini meski inflasi umum menurun, terutama di sektor sandang, pendidikan, kesehatan, dan barang-barang rumah tangga.

“Terakhir, kita tidak dapat mengabaikan ketegangan geopolitik, serta dampak perubahan iklim dan ancaman lingkungan. Masing-masing faktor ini akan memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk lanskap ekonomi Kawasan,” jelasnya.  

Untuk diketahui, OECD juga merevisi ke bawah angka proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asean untuk tahun ini, dari outlook sebelumnya pada Maret sebesar 4,6% menjadi 4,2%. Sementara pada tahun depan lebih membaik diperkirakan sebesar 4,7%.

Perkiraan ini karena negara-negara berkembang di Asia akan menghadapi tantangan penurunan permintaan eksternal yang berkepanjangan, sejalan dengan pelemahan ekspor di tengah perlambatan negara-negara maju.

Di sisi lain, pertumbuhan permintaan regional dan domestik akan didukung oleh kepercayaan konsumen yang tinggi dan kelas menengah yang terus berkembang.  Permintaan domestik, terutama konsumsi swasta yang kuat, akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×