kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nojorono Tobacco International Lebarkan Sayap Bisnis Selain Industri rokok


Selasa, 14 Juni 2022 / 06:15 WIB
Nojorono Tobacco International Lebarkan Sayap Bisnis Selain Industri rokok

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok Clasmild dan Minak Djinggo, PT Nojorono Tobacco International, menilik peluang bisnis di luar industri rokok. Di tahun 2022 ini perusahaan akan mengembangkan bisnis di sektor distribusi serta digital. 

Dalam kunjungannya ke kantor Kontan pada Senin (13/6), Managing Director PT Nojorono Tobacco International Arief Goenadibrata menyampaikan bahwa diversifikasi usaha perlu dilakukan untuk menjadikan Nojorono Tobacco perusahaan yang lebih sustainable, sehingga tidak bisa bergantung pada industri rokok saja. 

Dia menuturkan, market rokok telah banyak berubah sejak pandemi tahun 2020 lalu. Ketika pembatasan mobilitas dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus, banyak dari pengguna rokok yang mengurangi bahkan menghentikan konsumsinya. Hal ini lantaran sebagian besar perokok di Indonesia adalah social smoker. 

Baca Juga: Roadmap Diharapkan Jadi Solusi Kelangsungan Industri Hasil Tembakau Nasional

"Ngerokok itu asiknya pas rame-rame, pada saat pandemi, gak boleh ketemu orang, jadi para social smoker gak lagi merokok. Hanya perokok beneran yang konsumsi rokok karena kebutuhan, itu jumlahnya terbatas," tuturnya di Jakarta, hari ini. 

Tak hanya itu, pandemi juga turut membuat masyarakat melakukan down trading. Di mana, orang-orang mulai mencari alternatif rokok dengan harga yang lebih ekonomis. Jadi, selain terjadi pengurangan konsumsi rokok, ada juga down trading, baik ke rokok yang lebih murah maupun tipe rokok lain. 

Sebagai langkah awal diversifikasi ke bisnis distribusi, Nojorono Tobacco mulai banyak melakukan kolaborasi dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan bisnisnya,

Dia mencontohkan, saat ini Nojorono melakukan kerja sama dengan perusahaan ritel berbasis teknologi bernama KlikDaily yang beroperasi di Bali. Kerja sama ini meliputi pengiriman barang KlikDaily oleh armada milik Nojorono. 

"Di Bali kami kerja sama dengan KlikDaily, perusahaan berbasis digital untuk melaksanakan penjualan FMCG. Mereka menggunakan armada kami untuk menjalankan distribusi di Bali, ini baru skala kecil," ucapnya. 

Dengan demikian, selain melakukan distribusi produk sendiri, yakni rokok, Nojorono juga memanfaatkan ruang truk yang ada untuk melakukan pengiriman produk dari perusahaan dan jenis produk lain.

Baca Juga: Nojorono Tobacco International Membuka Peluang untuk Melakukan Diversifikasi Bisnis

"Karena kalo ada empty space kan rugi, makannya kami optimalisasi, campur dengan (pengiriman) mi instan dan minyak goreng shampoo pun boleh," sebut Arief. 

Bisnis distribusi Nojorono ditopang oleh cakupan distribusi ke 60 wilayah di seluruh Indonesia, dengan 3.500 pasukan dan 1.100 truk yang disebar di berbagai kota di Tanah Air. 

"Kami menawarkan ratusan ribu ritel outlet yg ada di Indonesia, itu bisa mereka gak jual rokok doang ada produk FMCG juga," kata dia.  

Nah, ke depannya, Nojorono akan semakin getol melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan lini bisnis ini. Sebab, kata dia, kunci kesuksesan dari bisnis distribusi adalah kolaborasi. 

Sedangkan di lini bisnis digital, hingga saat ini Nojorono masih akan fokus membangun platform digital untuk kebutuhan distribusi. Terkait besaran penjualan, Arief menyebut angkanya bisa mencapai Rp 9 triliun-Rp 10 triliun setiap tahunnya. Yang mana, kontribusi terbesar masih didominasi oleh pasar lokal. 

Baca Juga: Nojorono Tobacco ingin jajaki pasar baru di wilayah Asia Tenggara

Dari sisi produk, komposisi penjualan antara Clas Mild dan Minak Djinggo tak jauh berbeda, sekitar 60:40. Namun demikian, dari sisi margin atau keuntungan produk Minak Jinggo lebih tinggi, lantaran beberapa faktor, seperti proses produksi dan harga cukai yang lebih rendah dari Clas Mild. 

"Kontribusi margin lebih tinggi Minak Jinggo, karena lebih murah biaya produksinya, lebih simple modelnya gak pake filter, dan cukainya murah," sebutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×