kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca Perdagangan pada Desember 2021 Diproyeksi Tetap Surplus Tapi Rendah


Senin, 17 Januari 2022 / 06:10 WIB
Neraca Perdagangan pada Desember 2021 Diproyeksi Tetap Surplus Tapi Rendah

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca perdagangan diperkirakan masih surplus pada akhir 2021. Hanya saja, surplus neraca perdagangan berpotensi menyusut dari bulan sebelumnya. 

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memperkirakan, keuntungan neraca perdagangan pada bulan Desember 2021 sebesar US$ 2,04 miliar atau turun dari US$ 3,52 miliar pada bulan sebelumnya. 

“Penurunan surplus neraca perdagangan ini didorong oleh peningkatan impor yang lebih besar daripada peningkatan ekspor secara bulanan,” ujar Wisnu dalam dokumen yang diterima Kontan.co.id, Minggu (16/1). 

Wisnu kemudian memerinci, nilai ekspor diperkirakan tumbuh 2,0% mom pada bulan Desember 2021, atau secara tahunan diperkirakan tumbuh 40,9% yoy. 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Diprediksi Turun pada Akhir 2021, Ini Penyebabnya

Peningkatan ekspor ini masih didorong oleh peningkatan harga batubara dan harga aluminium yang berada di kisaran 7% mom hingga 8% mom. 

Namun, masih ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti Crude Palm Oil (CPO) yang turun 6% mom dan tembaga yang turun 1% mom. 

Dari sisi impor, diperkirakan impor meroket 10,0% mom dan bila dibandingkan dengan bulan Desember 2020, nilai impor diperkirakan tumbuh hingga 47,3% mom. 

Baca Juga: Pergerakan Rupiah Hari Ini (12/1) Terimbas Kebijakan Batubara dan Pidato Powell

Peningkatan impor ini didorong oleh permintaan yang lebih kuat dan meningkatnya aktivitas ekonomi di dalam negeri. Ini juga terlihat dari peningkatan aktivitas industri pengolahan yang ditunjukkan dari positifnya Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur dan meningkatnya indikator mobilitas. 

Wisnu bahkan optimistis, kondisi perbaikan industri manufaktur ini akan terus berlanjut setidaknya hingga kuartal I-2022. Mereka membutuhkan bahan baku karena permintaan masyarakat yang juga makin baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×