Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia untuk bulan November 2020 diprediksi kembali surplus. Jika ini terjadi, maka neraca dagang surplus selama enam bulan berturut-turut.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, neraca perdagangan surplus US$ 3,11 miliar. Meski kembali surplus, jumlahnya turun tipis dari surplus bulan Oktober 2020 yang capai US$ 3,61 miliar.
“Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju impor bulanan yang tercatat tumbuh 6,89% secara bulanan (mom). Sementara itu, ekspor diperkirakan tumbuh 1,89% mom,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (14/12).
Josua memerinci, laju bulanan kinerja impor sejalan dengan peningkatan impor non minyak dan gas (non migas) karena aktivitas manufaktur domestik telah masuk dalam fase ekspansi pada bulan November 2020.
Baca Juga: IHSG melonjak ke atas 6.000, ini sentimen yang menopang pergerakan indeks hari ini
Selain itu, peningkatan impor juga didorong oleh peningkatan impor migas. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah sebesar 5,06% mom.
Sementara itu, peningkatan ekspor didukung oleh peningkatan harga komoditas ekspor Indonesia seperti crude palm oil (CPO) yang naik 14,45% mom, batubara naik 9,15% mom, dan karet alam yang naik 1,90% mom.
Peningkatan harga ini juga didukung oleh peningkatan volume ekspor yang terindikasi oleh tren peningkatan aktivitas manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia.
“Seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Josua juga melihat kalau laju ekspor secara tahunan sudah meningkat. Menurutnya, ekspor meningkat sebesar 4,95% yoy didorong oleh peningkatan harga komoditas.
Sementara dari sisi impor, laju impor pada bulan November 2020 masih kontraksi 24,85% yoy dari bulan November 2019.
Selanjutnya: Jokowi ingatkan Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News