Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik melaporkan rekor jumlah virus corona baru dan wabah anyar pada Senin (16/1), dengan Jepang menghadapi tekanan yang meningkat untuk memberlakukan kembali keadaan darurat dan Korea Selatan memperingatkan berada di "persimpangan kritis".
Kebangkitan virus corona di Asia terjadi ketika pembatasan perjalanan secara bertahap dikurangi di wilayah tersebut. Dan, itu akan mengurangi prospek pembukaan kembali yang lebih luas, yang akan meningkatkan pemulihan yang sedang berlangsung di bidang ekonomi seperti di Jepang.
Kasus harian virus corona di Jepang mencapai rekor 1.722 pada Sabtu (14/11), dengan titik panas di Pulau Hokkaido dan Prefektur Hyogo dan Osaka. Di Tokyo, kasus telah mendekati angka 400 dalam beberapa hari terakhir, level yang tidak terlihat sejak awal Agustus lalu.
Analis memperkirakan, peningkatan infeksi virus corona memperlambat pemulihan di ekonomi terbesar ketiga dunia itu, yang tumbuh pada laju tercepat pada kuartal ketiga.
Putus asa untuk mempertahankan momentum ekonomi, Reuters melaporkan, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan pada Jumat (13/11), situasi tersebut tidak lantas ada pemberlakuan kembali keadaan darurat atau penghentian kampanye pemerintah untuk mendorong perjalanan domestik dan pariwisata.
Baca Juga: China kembali temukan daging beku dengan virus corona, kali ini dari Prancis
Berada di persimpangan jalan kritis
Jepang pertama kali mengadopsi keadaan darurat pada April lalu dan mencabutnya pada bulan berikutnya. Sejak itu, Tokyo telah melonggarkan pembatasan untuk meningkatkan ekonomi dan mempersiapkan Olimpiade tahun depan yang ditunda.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach bertemu Suga pada Senin (16/11) dan menyatakan, dia "sangat, sangat yakin" bahwa penonton akan dapat dengan aman menonton Olimpiade di stadion.
Berita tentang vaksin yang berpotensi sukses dari Pfizer telah memicu optimisme bahwa Olimpiade Tokyo dapat berjalan sesuai rencana tahun depan.
Di Korea Selatan, para pejabat melaporkan lebih dari 200 kasus virus corona baru untuk hari ketiga berturut-turut pada Senin (16/11). Karena itu, pemerintah mempertimbangkan pengetatan jarak sosial.
"Kami berada di persimpangan jalan kritis, di mana kami mungkin harus menyesuaikan kembali jarak," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Penyebaran virus corona makin ganas, Korea Selatan pertimbangkan perketat jaga jarak