Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkirakan transaksi uang elektronik berbasis kartu milik perseroan yakni e-Money di bulan Mei 2021 mengalami penurunan terutama untuk transaksi pada kegiatan yang melibatkan mobilitas keluar kota.
Thomas Wahyudi Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri mengatakan, penurunan ini karena larangan mudik lebaran pada tanggal 6-17 Mei. "Karena larangan itu kami prediksi peningkatan transaksi akan lebih banyak terjadi di dalam kota," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (18/5).
Sementara per April 2021, transaksi e-Money telah mencapai lebih dari 300 juta transaksi dengan volume mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Angka tersebut masih meningkat 11% secara year on year (YoY) meskipun masih dalam masa PPKM dimana adanya batasan mobilitas di masyarakat.
Baca Juga: Bank Sulselbar optimistis target pertumbuhan laba tahun 2021 bisa tercapai
Namun, penggunaan e-Money di tol terindikasi telah menunjukkan penurunan meskipun penggunaan di sektor lain masih meningkat.
Tahun 2021, Bank Mandiri menargetkan transaksi e-Money tumbuh 10% dari tahun lalu sejalan dengan peningkatan kegiatan perekonomian sehubungan dengan berbagai penanggulangan pandemi Covid-19 yang sedang dilakukan. Adapun tahun 2020, frekuensi transaksi mencapai 900 juta dengan volume Rp 14 triliun.
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut hingga akhir tahun, Bank Mandiri menjalankan berbagai strategi seperti terus memperluas acceptance e-Money, menyediakan sarana isi ulang, membangun cashless society, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga menghadirkan e-Money dengan tampilan desain khusus yang menarik.
Selain itu, perseroan juga bekerjasama dengan merchant retail offline dan merchant lainnya untuk melakukan program bersama seperti program penjualan kartu dan program top up e-Money melalui platform online.
Selanjutnya: Hingga April 2021, LPS bayar klaim penjaminan simpanan Rp 1,64 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News