Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan teknologi komunikasi, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) punya ambisi besar. Yakni, menjadi perusahaan unicorn dalam waktu 1 tahun hingga 3 tahun mendatang.
Presiden Direktur Metrodata Electronic Susanto Djaja menyampaikan, akhir Oktober lalu pihaknya melakukan pembaruan visi dan misi dalam upaya memperkuat peran MTDL dalam ekosistem digital nasional.
Dengan demikian, visi yang dimiliki MTDL saat ini adalah menjadi pusat aktualisasi ekonomi digital terdepan. Pembaruan ini diharapkan turut menjadi pengantar bagi MTDL yang berambisi menjadi perusahaan unicorn.
Susanto menyebut, saat ini nilai kapitalisasi pasar MTDL sekitar Rp 9 triliun. Untuk mencapai level unicorn, MTDL mesti memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Kami sudah mencapai lebih dari 50% dari target menuju unicorn. Diperkirakan 1 tahun sampai 3 tahun ke depan bisa tercapai,” ungkap dia dalam paparan publik virtual, Jumat (17/12).
Baca Juga: Metrodata (MTDL) ekspansi bisnis solusi cloud
Untuk itu, MTDL perlu terus membukukan kinerja yang stabil dan konsisten di trek yang positif. Lantas, Manajemen MTDL menargetkan pertumbuhan pendapatan 15% dan laba bersih 20% pada tahun 2022 nanti.
Target tersebut sebenarnya lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan pendapatan MTDL di tahun 2021 sebesar 25%, serta laba bersih tumbuh 40%. Adapun per kuartal III-2021, pendapatan MTDL naik 20,9% (yoy) menjadi Rp 12,1 triliun, sedangkan laba bersihnya melonjak 31,3% (yoy) menjadi Rp 351 miliar.
Per kuartal tiga lalu, komposisi pendapatan MTDL didominasi oleh segmen distribusi sebanyak 77% sedangkan segmen solusi dan konsultasi berkontribusi 23% dari total pendapatan.
Susanto menambahkan, guna meningkatkan kinerja, MTDL juga berupaya melakukan ekspansi non organic dengan mencari peluang yang tersedia di bidang solusi dan konsultasi serta teknologi inkubator dan ekosistem digital. Hal ini diimplementasikan MTDL melalui investasi ke perusahaan start-up.
Saat ini, terdapat tiga strategi utama MTDL dalam berinvestasi di start-up. Pertama, MTDL melakukan investasi ke start-up secara tidak langsung melalui perusahaan venture capital, di mana kemudian perusahaan tersebut akan menyuntikkan dana ke sejumlah start-up.
Dengan demikian, secara tidak langsung MTDL akan memiliki jumlah start-up yang banyak sehingga berpeluang mendatangkan keuntungan lebih besar di masa mendatang. “Investasi tidak langsung ini menyasar pada start-up pemula yang baru dibentuk,” imbuh dia.
Kedua, MTDL akan melakukan investasi secara langsung kepada start-up yang telah tumbuh besar, bisnisnya lebih mature, dan punya basis pelanggan yang besar. Contohnya, MTDL telah berinvestasi US$ 500.000 ke start-up Sayurbox. Dengan investasi langsung tersebut, MTDL diharapkan bisa menjadi penyedia layanan teknologi bagi start-up yang bersangkutan.
Ketiga, MTDL juga akan membangun start-up secara mandiri sesuai dengan bisnis yang selama ini dijalaninya mulai tahun depan.
Manajemen MTDL tidak menganggarkan dana untuk pengembangan start-up secara mandiri. Sedangkan untuk investasi langsung dan tidak langsung ke start-up, MTDL menyediakan dana sekitar US$ 1juta-US$ 2 juta di tiap tahun.
“Diharapkan dengan adanya pertumbuhan pendapatan dan laba, termasuk hasil investasi start-up, valuasi Metrodata akan terus meningkat, sehingga dapat menjadi unicorn yang profitabel dengan kinerja yang tumbuh stabil,” pungkas Susanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News