Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada Selasa (4/1) menegaskan, bakal terus melakukan modernisasi persenjataan nuklir dan meminta Amerika Serikat (AS) juga Rusia untuk mengurangi persediaan mereka.
Pernyataan China itu keluar sehari setelah kekuatan global berjanji untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.
Dalam pernyataan bersama yang jarang mengesampingkan peningkatan ketegangan Barat-Timur, AS, China, Rusia, Inggris, dan Prancis menegaskan kembali tujuan mereka untuk menciptakan dunia yang bebas dari senjata atom dan menghindari konflik nuklir.
Lima kekuatan nuklir juga berkomitmen untuk pelucutan senjata penuh di masa depan dari senjata atom, yang hanya digunakan dalam konflik dalam pemboman AS di Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Baca Juga: Tidak Ada yang Bisa Menang, 5 Negara Ini Sepakat Menghindari Perang Nuklir
Tetapi, menyelaraskan retorika itu dengan kenyataan tidak akan mudah pada saat ketegangan meningkat antara kekuatan global yang sama tersebut.
Ada kekhawatiran global yang berkembang tentang modernisasi militer China, terutama setelah angkatan bersenjatanya tahun lalu mengumumkan, telah mengembangkan rudal hipersonik yang bisa terbang dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.
AS juga mengatakan, China memperluas persenjataan nuklirnya menjadi 700 hulu ledak di 2027 dan mungkin 1.000 pada 2030 mendatang.
Pada Selasa, China membela kebijakan senjata nuklirnya dan menyatakan, Rusia dan AS, sejauh ini kekuatan nuklir terbesar di dunia, harus membuat langkah pertama dalam pelucutan senjata.
"AS dan Rusia masih memiliki 90 persen hulu ledak nuklir di Bumi," kata Fu Cong, Direktur Jenderal Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Joe Biden ke Vladimir Putin: Perang Nuklir Tidak Bakal Terjadi