kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger bank syariah ikut mendongkrak pertumbuhan fintech syariah di Indonesia


Selasa, 11 Mei 2021 / 10:15 WIB
Merger bank syariah ikut mendongkrak pertumbuhan fintech syariah di Indonesia

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger bank syariah BUMN akan mendorong pertumbuhan bisnis fintech syariah tahun lain. Apalagi, penggabungan pelat merah tersebut akan meningkatkan penyaluran industri hingga triliunan rupiah.

Mengingat, merger tersebut melibatkan bank besar seperti PT Bank BRIsyariah Tbk, PT BNI Syariah dan PT Bank Mandiri Syariah. Kini mereka tergabung dalam Bank Syariah Indonesia (BSI). 

"Merger BSI akan menyediakan dana siaga (standby fund) untuk disalurkan. Sehingga pembiayaan fintech syariah meningkat melalui kerjasama penyaluran dengan BSI senilai Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun," Kata Ketua Klaster Fintech Pendanaan Syariah Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Lutfi Adhiansyah, Minggu (9/5). 

Baca Juga: Inovasi jadi kunci OVO bisa bertahan saat pandemi

Diperkirakan pembiayaan fintech syariah akan semakin besar tahun ini. Sebab, pipeline BSI dan BPR Syariah untuk penyaluran ke fintech syariah bisa menyentuh angka lebih dari Rp 2 triliun. 

Selain itu, perkembangan bisnis fintech syariah juga didorong oleh semakin banyaknya bank - bank daerah yang berkonversi ke syariah. Hal ini akan menambah potensi partner korporasi sebagai pemberi dana (lender) bagi fintech syariah. 

Bukan hanya itu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong kolaborasi Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) dengan AFPI untuk kerjasama penyaluran kredit antara BPR Syariah dan fintech syariah. 

Berdasarkan data AFPI, penyaluran pembiayaan syariah sejak empat tahun lalu hingga Februari 2021 sudah mencapai Rp 2 triliun dari sembilan platform. Nilai itu meningkat hingga 1.533% dibandingkan realisasi tahun lalu. 

Baca Juga: Dibalik maraknya mantan pejabat yang kini menjadi petinggi di perusahaan teknologi

Pada periode yang sama, aset fintech syariah sudah mencapai Rp 95,73 miliar. Sedangkan pada Maret 2021, aset fintech syariah meningkat menjadi Rp 103,43 miliar dan berkontribusi 2,49% dari total pembiayaan konvensional dan syariah sebesar Rp 4,14 triliun. 

Pemain fintech syariah juga mencatatkan pertumbuhan. Misalnya saja, Investree Sayariah telah akumulasi pinjaman sebesar Rp 384,8 miliar atau tumbuh 84,9% yoy pada kuartal I 2021. 

CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, pendanaan syariah berkontribusi sebesar 7,2% dari seluruh portofolio Investree. saat ini Investree telah mengambil porsi market sebesar 13% dari seluruh industri P2P lending syariah. "Kami berharap hal ini terus tumbuh apalagi di kuartal II ini dengan adanya momen lebaran. Semoga bisa tumbuh hingga empat kali lipat di kuartal ini," kata Adrian.

Untuk meningkatkan kinerja tahun ini, Investree syariah menyiapkan beberapa strategi seperti meningkatkan investor dari institusi. Tahun ini target proporsi investor institusi sebanyak 60%.

"Apalagi kami lihat ada penggabungan antara bank-bank syariah pelat merah menjadi Bank Syariah Indonesia, sehingga saat ini kami sedang upayakan kolaborasi dan sedang tahap finalisasi," tutupnya. 

Selanjutnya: Ini kesiapan grup konglomerasi memasuki industri bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×