kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM memaparkan sejumlah upaya penggunaan bakan bakar rendah emisi


Kamis, 19 November 2020 / 16:00 WIB
Menteri ESDM memaparkan sejumlah upaya penggunaan bakan bakar rendah emisi

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan sejumlah upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan bahan bakar fosil yang lebih bersih.

Arifin menjelaskan penggunaan energi rendah emisi dan energi terbarukan berperan penting dalam mengurangi emisi CO2 terlebih saat ini sebagian besar kawasan ASEAN dan Asia Timur masih didominasi penggunaan bahan bakar fosil.

Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia, sebut Arifin, yakni melalui biomassa untuk pembangkit listrik di 12 kota dan penggunaan biofuel.

"Biomassa juga merupakan salah satu langkah kami dalam mengurangi emisi pada pembangkit listrik tenaga batubara melalui co-firing dengan batubara," ujar Arifin dalam gelaran 3rd East Asia Energy Forum yang diadakan secara virtual pada hari Selasa (17/11).

Arifin melanjutkan, pengembangan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) untuk mengurangi emisi CO2 turut memegang peranan penting. Menurutnya, saat ini  CCUS menjadi bahasan penting di tingkat global untuk mengurangi emisi CO2 dan digunakan kembali untuk meningkatkan oil recovery di ladang minyak yang sudah habis.

Baca Juga: Selain insentif, Kementerian ESDM juga petakan potensi hilirisasi batubara

Asal tahu saja, Indonesia memiliki banyak sumber CO2 industri seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengolahan gas alam, kilang minyak, dan berbagai pabrik kimia. Saat ini studi kelayakan pada pilot project CCUS di lapangan Gundih di Jawa Tengah telah dilakukan dan diproyeksikan total potensi pengurangan CO2 mencapai 2,9 juta ton selama 10 tahun.

Sejak tahun 2017 Indonesia telah mendirikan National Center of Excellence CCS/CCUS untuk peningkatan kapasitas nasional dalam aspek teknis, keselamatan, ekonomi, sosial, dan regulasi dari kegiatan CCS / CCUS. 

Arifin menjelaskan, kegiatan utama lembaga ini yaitu dengan memperkuat kerangka kerja pemerintah dan swasta melalui pembuatan platform, identifikasi peluang investasi, sosialisasikan kebijakan dan regulasi, dan best practice CCUS.

Ia menambahkan, seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama demi meningkatkan kemampuan dan penggunaan CCUS. "Indonesia menyambut semua pihak untuk bergabung bersama kami dalam pengembangan CCUS demi mencapai komitmen energi berkelanjutan," ujar Arifin.

Selanjutnya: Asing ramai-ramai melirik Indonesia untuk memproduksi baterai mobil listrik, kenapa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×