Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyetujui pemberian insentif untuk Blok Mahakam.
Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang, insentif ini telah disetujui oleh Kementerian ESDM sembari menanti penyelarasan dengan kementerian terkait yakni Kementerian Keuangan.
"Dari sektor ESDM kemarin Blok Mahakam sudah kami approval, masalah lain adalah terkait kementerian lain," kata dia dalam Konferensi Pers, Kamis (7/1).
Kendati demikian, Arifin tak merinci insentif fiskal apa yang diberikan untuk Blok Mahakam. Ia memastikan saat ini masih ada kendala terkait Peraturan Kementerian Keuangan.
Baca Juga: ESDM inginkan kepastian mitra pengganti di Blok Masela dan Blok IDD pada tahun ini
Ia melanjutkan, dengan pemberian ini bisa mendongkrak produksi Blok Mahakam serta meningkatkan bagian pemerintah.
Sebelumnya, diketahui Pertamina mengajukan insentif berupa penambahan split di Blok Mahakam. Perusahaan pelat merah itu memang tengah mengajukan penambahan split untuk beberapa blok migas demi mengembangkan potensi cadangan.
Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Aditiyawarman mengungkapkan, saat ini dua blok migas telah diajukan penambahan split yakni Sanga-Sanga dan Mahakam.
"Saat ini PHE sedang melakukan review untuk melakukan develop potensi cadangan atau unblock reserve pada beberapa blok, baik blok dengan kontrak Cost Recovery maupun Gross Split. Agar dapat di kembangkan potensi cadangannya, PHE memerlukan tambahan split," ujar Taufik pada bulan Oktober silam.
Di sisi lain, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) optimistis mampu mempertahankan kinerja produksi Blok Mahakam kendati dibayangi potensi penurunan produksi pada tahun ini
General Manager PHM Agus Amperianto mengungkapkan, sejumlah upaya bakal dilakukan demi menjaga tingkatan produksi Blok Mahakam. "Kami masih optimistis pencapaian bisa dipertahankan atau tingkatkan meskipun menyadari (terjadi) laju penurunan alamiah yang tinggi," ujar Agus kepada Kontan.co.id, Minggu (3/1).
Baca Juga: Tertekan pandemi covid-19, realisasi investasi sektor energi tahun 2020 anjlok
Agus melanjutkan, dengan kondisi penurunan alamiah ini maka aktivitas sumur dan upaya intervensi sumur pun tidak bisa optimal. Terlebih dalam situasi pandemi yang menekan harga migas mengakibatkan munculnya masalah keekonomian sumur.
Agus melanjutkan, di tahun ini merujuk Work, Plan & Budget (WP&B) maka ada 73 kegiatan pengembangan sumur dan pengeboran dua sumur eksplorasi yang direncanakan PHM. "Semoga hasilnya baik dan bisa mempertahankan atau apabila cadangannya masih cukup besar, akan mampu meningkatkan produksi Mahakam dibanding 2020 ini," ujar Agus.
Selanjutnya: Simak pandangan Asosiasi Energi Surya dan Panas Bumi terkait RUPTL 2020-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News