kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menperin Sebut TKDN Produk Kabel Tembus 95%


Jumat, 28 Januari 2022 / 09:25 WIB
Menperin Sebut TKDN Produk Kabel Tembus 95%

Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan industri kabel di Indonesia saat ini telah menunjukkan daya saingnya, dengan mampu memproduksi kabel telekomunikasi, kabel listrik, dan kabel khusus seperti kabel sinyal dan wiring harness.

Mengutip siaran pers Kementerian Perindustrian (Kemenperin) (26/1), terdapat 54 pabrik kabel di dalam negeri yang bergerak di sektor kabel listrik dengan kapasitas produksi untuk kabel dan konduktor tembaga sebesar 450.000 ton per tahun serta untuk produksi kabel dan konduktor aluminium mencapai 250.000 ton per tahun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari beberapa produk kabel dan turunannya terpantau sangat tinggi. Sebagai contoh, produk bare cable conductor dan low voltage cable telah mencapai nilai TKDN sebesar 95%, atau telah melampaui angka TKDN minimum. "Sehingga menyandang predikat wajib beli,” kata Agus. 

Dia melanjutkan, nilai TKDN untuk kabel jenis telekomunikasi dan kabel khusus masih perlu ditingkatkan. Maka dari itu, fokus pengembangan akan diarahkan pada pengembangan industri bahan baku utamanya, yaitu inti kabel (Optical Core).

Baca Juga: Industri Cold Chain Berpotensi Naik 25% di Tahun 2022, Ini Alasannya

Adapun, hingga saat ini industri dalam negeri yang bergerak di sektor kabel telekomunikasi berjumlah 13 perusahaan dengan kapasitas produksi fiber optic cable telah mencapai 240.000 km per tahun. 

Menurut Agus, pihaknya bertekad untuk menciptakan kemandirian industri dalam negeri, termasuk di sektor industri kabel. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo,bahwa pengembangan sektor industri hilir dipercepat melalui akselerasi program hilirisasi industri sekaligus mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material.

“Hilirisasi industri juga menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah,” jelasnya.

Sebagai ilustrasi, hilirisasi dari bijih tembaga menjadi kawat konduktor akan meningkatkan nilai tambah dari US$ 3.900 per MT menjadi US$ 8.000 per MT atau naik sekitar dua kali lipat. “Selain itu, hilirisasi bijih bauksit ke kawat konduktor akan menghasilkan nilai tambah sebesar 68 kali lipat, yaitu dari nilai USD95 per MT menjadi USD6.500 per MT,” imbuhnya.

Agus menambahkan, salah satu fokus utama dari program hilirisasi termasuk di industri kabel adalah menarik sebanyak-banyaknya investasi baik berupa PMA maupun PMDN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×