kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkeu Sri Mulyani Khawatir Ketegangan China-Taiwan Bisa Picu Proteksionisme Dagang


Selasa, 09 Agustus 2022 / 04:30 WIB
Menkeu Sri Mulyani Khawatir Ketegangan China-Taiwan Bisa Picu Proteksionisme Dagang

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan China dan Taiwan yang makin panas dikhawatirkan akan menimbulkan risiko baru bagi perekonomian global. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut konflik itu bisa menimbulkan proteksionisme perdagangan oleh negara-negara dunia seiring geopilitik global yang makin terpecah.

“Eskalasi yang luar biasa tentu akan menimbulkan kemungkinan dampak  dari sisi keamanan, tetapi juga  selalu dimensinya dari sisi politik ekonomi. Dengan dunia memiliki geopolitik yang luar biasa  besar maka seluruh dunia  merasa tidak aman,” tutur Sri Mulyani dalam acara  Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Indonesia, Senin (8/8).

Dinamika politik yang terjadi ini turut mengancam perekonomian negara di dunia yang selama tiga dekade terakhir mulai membaik. Bahkan, Sri Mulyani mengatakan, hubungan dagang, investasi, lalu lintas manusia, arus modal dan arus informasi dan barang tidak banyak terdisrupsi selama puluhan tahun terakhir.

Baca Juga: APBN 2022 Cetak Surplus Rp 106,1 Triliun Hingga Juli 2022

Sehingga, ketegangan China dan Taiwan ini bisa mendorong banyak negara miskin semakin jatuh lagi, sehingga negara-negara tersebut harus meningkatkan ketahanan ekonominya agar tidak tergerus.

“Artinya proteksionisme kemungkinan akan semakin besar, blok akan semakin menguat. Hubungan investasi perdagangan tidak lagi berdasarkan kepada flow of  goods dan capital serta manusia yang bebas namun sudah diperhitungkan  dari sisi aspek geopolitik,” jelasnya.

Maka itu, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sebagai salah satu anggota Presidensi G20 dengan perekonomian terbesar, harus memahami konteks dan dampak dari geopolitik tersebut, sehingga bisa mengatasi risiko yang akan ditimbulkan nantinya.

Baca Juga: Ekonomi Kuartal II-2022 Mampu Tumbuh 5,44%, Ini Kata Sri Mulyani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×