kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.819   36,00   0,23%
  • IDX 7.208   73,26   1,03%
  • KOMPAS100 1.107   13,08   1,20%
  • LQ45 877   9,06   1,04%
  • ISSI 221   3,48   1,60%
  • IDX30 449   5,02   1,13%
  • IDXHIDIV20 542   6,62   1,24%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   1,40   1,05%
  • IDXQ30 149   1,59   1,07%

Menkeu sebut permintaan produk halal global 2020-2021 capai sebesar US$ 2,02 triliun


Kamis, 18 November 2021 / 06:05 WIB
Menkeu sebut permintaan produk halal global 2020-2021 capai sebesar US$ 2,02 triliun

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Permintaan konsumen terhadap produk-produk halal terus berdatangan dan meningkat di Indonesia.  Hal ini mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.

Melihat hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai peningkatan tersebut akan menjadi potensi yang baik bagi Indonesia. Hal ini juga sejelan dengan pengembangan industri halal yang menjadi fokus Indonesia, sehingga dapat menopang perekonomian dan mendorong terciptanya keadilan sosial.

“Pengembangan industri halal ini menjadi fokus Indonesia, karena bukan hanya dapat menopang perekonomian tetapi juga mendorong terciptanya keadilan sosial,” ujar Sri Mulyani dalam Opening Ceremony AICIF 2021, The 9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance secara virtual pada Rabu (17/11).

Baca Juga: Dewata Freight (DEAL) bidik pertumbuhan pendapatan bersih naik 10% di 2021

Berdasarkan data dari Global Islamic Finance Report, total pengeluaran masyarakat dunia untuk makanan, kosmetik, pariwisata, dan gaya hidup halal pada periode 2020 hingga 2021 mencapai US$ 2,02 triliun. Nilai tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Adapun, selain pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal terjadi dari sisi konsumsi, kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) pun mengalami peningkatan. Tercatat pada 2019, kontribusi ekonomi syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah mencapai 24,3% dan meningkat 0,5% pada tahun 2020 menjadi 24,8%.

Menurut Sri Mulyani pengembangan ekonomi syariah ini sudah berjalan melalui sejumlah strategi, seperti akselerasi ekonomi digital, penguatan rantai pasok atau halal supply chain, sampai penguatan investasi pangan halal.

“Ditambah lagi, pemerintah pun menetapkan tiga kawasan industri sebagai pusat manufaktur produk-produk halal. Ketiga kawasan industri tersebut berada di Cikande (Banten), Sidoarjo (Jawa Timur), dan Bintan (Kepulauan Riau),” terangnya.

Lebih lanjut, menurutnya pengembangan ekonomi syariah bukan hanya bisa mengoptimalkan konsumsi dalam negeri yang besar sehingga menopang perekonomian, tetapi juga ekosistem industri halal yang dapat membuat Indonesia dapat bersaing di pasar global dan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya: Dorong UMKM go online, Bank Sinarmas gandeng Shopee

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

×