kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik Rencana IPO PGE di Tengah Harga Listrik Panas Bumi Tidak Sesuai Harapan


Kamis, 29 September 2022 / 07:45 WIB
Menilik Rencana IPO PGE di Tengah Harga Listrik Panas Bumi Tidak Sesuai Harapan

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dikabarkan akan melantai di bursa atau initial public offering (IPO) dalam waktu dekat. Meski belum tahu kapan tepatnya aksi korporasi ini diselenggarakan, ada beberapa sentimen yang mungkin akan mempengaruhi nilai tawar IPO PGE nantinya. 

Dari kacamata komunitas panas bumi, Surya Darma selaku Board of Director International Geothermal Association (IGA) menyatakan, dalam kaitan dengan bisnis internasional, IPO merupakan salah satu cara untuk mendapatkan dana segar dalam rangka mengembangkan usahanya agar bisa lebih besar. Cara lain adalah dengan tambahan suntikan dari pemegang saham dan atau pinjaman. 

Menurut Surya IPO akan sangat baik bagi perusahaan yang sedang dalam suasana perkembangan usaha yang baik agar memiliki nilai jual yang lebih baik. Dalam konteks PGE, sejauh ini memang yang dipahami publik dan komunitas panas bumi termasuk dalam usaha yang memiliki potensi pengembangan yang sangat baik. 

Baca Juga: Pertamina Siapkan Belanja Modal US$ 11,2 Miliar hingga 2026 untuk Energi Bersih

“Hanya saja suasana sektor panas bumi yang penuh dengan ketidakpastian hukum dan lingkungan usaha yang kurang atraktif akibat kebijakan harga dan beberapa hambatan lainnya menyebabkan nilai IPO bisa jadi sedikit berkurang,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/9). 

Namun, dengan kebijakan dan komitmen Indonesia yang akan melaksanakan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan, Surya menilai akan berdampak positif pada usaha panas bumi. Secara keseluruhan, pihaknya melihat posisi IPO PGE jauh lebih baik dibandingkan dengan IPO bisnis setara lainnya yang ada dalam lingkungan Pertamina. 

“Kami dari IGA memiliki benchmark harga listrik panas bumi yang berlaku dan berjalan di berbagai negara. Tetapi tentu saja berbeda setiap negara karena didukung oleh pemerintahnya masing-masing agar panas bumi bisa berkembang,” terangnya. 

Dari sisi harga dan terbitnya Perpres No.112 Tahun 2022 yang mengatur percepatan pengembangan energi terbarukan dan harga listrik dari energi terbarukan, Surya menilai tentu saja akan berpengaruh juga terhadap nilai tawar IPO PGE nantinya. 

Perihal aksi korporasi ini, sayang sekali Manajemen Pertamina Geothermal Energy belum bisa memaparkan lebih rinci soal perkembangannya terkini. 

Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy (PGE), Muhammad Baron hanya menjelaskan pihaknya tetap fokus dalam menjalankan bisnis Panas Bumi dengan semua potensi yang ada.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Dikabarkan Segera IPO, Nilai Emisinya Capai Rp 8 Triliun

“Semua arahan Shareholder dalam mendukung program Pemerintah Net Zeri Emission (NZE) menjadi dasar membangun bisnis Panas Bumi ke depan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, saat dihubungi terpisah. 

Baron menyampaikan, pada saat ini Pertamina telah mentransformasi organisasi dan bisnis ke depan dengan dibentuknya subholding Pertamina NRE dan PGE. Adapun Baron menilai dengan terbentuknya PNRE ini akan semakin memperkuat Bisnis Panas Bumi Pertamina. 

Adapun sampai dengan berita ini diterbitkan, Mandiri Sekuritas yang ditunjuk sebagai lead consultant aksi korporasi ini belum menjawab pertanyaan dari Kontan perihal perkembangan rencana IPO ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×