kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Menilik Progres Proyek Pabrik Baterai EV


Sabtu, 20 Mei 2023 / 13:00 WIB
Menilik Progres Proyek Pabrik Baterai EV

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pabrik baterai kendaraan listrik Indonesia Battery Corporation (IBC) masih bergulir.  Sekretaris Perusahaan IBC Muhammad Sabik mengatakan, pihaknya tengah menyusun studi kelayakan proyek alias feasibility study (FS) secara bersama-sama.

“Perinciannya akan kami kabarkan lagi,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/5).

Seperti diketahui, IBC menjalin kerja sama strategis dengan dua mitra pemain baterai global yakni Contemporary Ampere Technology Co. Limited (CATL) dan LG Energy Solutions (LGES) untuk mengembangkan  industri baterai kendaraan listrik di tanah air.

Baca Juga: IBC: Proyek Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik di Tanah Air Terus Berlanjut

Menurut catatan Kontan.co.id, total investasi pengembangan industri baterai kendaraan listrik IBC mencapai Rp 217 triliun. Secara khusus, investasi baterai kendaraan listrik IBC terdiri dari investasi untuk pertambangan sebesar Rp 4,6 triliun, investasi untuk proyek smelting dan refining Rp 94,25 triliun, investasi untuk produksi prekursor dan katoda Rp 34,8 triliun, dan investasi untuk sel baterai Rp 59,45 triliun. 

Selain itu, masih ada investasi untuk daur ulang (recycling) sebesar Rp 0,4 triliun dan investasi untuk energy storage system Rp 0,6 triliun. 

Baca Juga: Hilirisasi Baterai Kendaraan Listrik Jadi Harapan Baru Emiten Logam Industri

Sabik tidak memungkiri, sebagian komponen bahan baku dalam pembuatan baterai kendaraan listrik seperti lithium dan grafit  masih belum terdapat di Indonesia dan perlu dipasok dari luar negeri. Kendati demikian, Sabik memastikan bahwa hal tersebut tidak menjadi kendala, sebab bahan-bahan baku tersebut dapat diperoleh tidak hanya dari 1 negara namun dari beberapa negara. Dengan demikian,  ia memastikan bahwa IBC tidak akan memiliki ketergantungan kepada salah satu negara pemasok saja.

“Kita masih open dengan partner dari berbagai negara,” kata Sabik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

×