Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan 14 perusahaan dan anak usaha untuk Initial Public Offering (IPO) dalam beberapa tahun ke depan. Dari 14 perusahaan tersebut, muncul sejumlah nama perusahaan besar yang dinilai punya prospek menarik.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengungkapkan perusahaan dengan prospek baik dan tergolong siap antara lain PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan Pertamina International Shipping.
"Pupuk Kaltim merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di Pupuk Indonesia Group. Mitratel merupakan perusahaan tower telekomunikasi terbesar di Indonesia," terang Toto kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Selain dua perusahaan tersebut, Toto pun menilai Pertamina International Shipping (PIS) masuk dalam perusahaan dengan prospek cukup baik untuk IPO mengingat cakupan pasar PIS yang dinilai cukup baik.
Baca Juga: Bakal kembangkan bisnis green hydrogen, PGE butuh investasi awal hingga US$ 5 juta
Toto menambahkan, dari sektor pertambangan jika nantinya MIND ID jadi melantai di bursa maka tak menutup kemungkinan bakal memiliki prospek besar dengan valuasi pasar yang tinggi.
Merujuk laporan keuangan PT Pupuk Kaltim, pada 2019 lalu perusahaan sukses membukukan pendapatan mencapai Rp 17,04 triliun atau turun 10,13% year on year (yoy). Pada tahun 2018, Pupuk Kaltim sukses meraih pendapatan mencapai Rp 18,96 triliun.
Sementara, laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada 2019 mencapai Rp 1,79 triliun atau tergerus 2,49% yoy dimana pada setahun sebelumnya laba mencapai Rp 1,84 triliun. Pupuk Kaltim per 2019 tercatat memiliki total aset mencapai Rp 29,09 triliun yang terdiri dari aset lancar Rp 7,51 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 21,57 triliun.
Sementara itu, total liabilitas Pupuk Kaltim mencapai Rp 6,88 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebanyak Rp 2,24 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 4,64 triliun. Adapun, Ekuitas Pupuk Kaltim mencapai Rp 22,21 triliun atau lebih tinggi dari tahun 2018 sebesar Rp 18,81 triliun.