kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengapa Harga Telur Terus Merangkak Naik?


Jumat, 19 Mei 2023 / 11:48 WIB
Mengapa Harga Telur Terus Merangkak Naik?
ILUSTRASI. Dalam beberapa waktu terakhir, harga telur ayam terus merangkak naik. KONTAN/Fransiskus Simbolon

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, harga telur ayam terus merangkak naik. 

Mengutip Kompas.com, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mencatat, saat ini harga telur ayam bahkan mencapai Rp 40.000 per kilogram. 

"(Harga di) Jabodetabek di kisaran Rp 31.000-Rp 34.000 per kilogram, di luar Pulau Jawa atau wilayah timur Rp 38.000 per kilogram, bahkan lebih dari Rp 40.000 per kilogram," ungkap Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan dalam keterangannya, Kamis (18/5/2023). 

Menurutnya, harga telur yang mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir disebabkan dua hal, yakni faktor produksi dan proses distribusi. 

Pada faktor produksi, harga telur saat ini turut dipengaruhi oleh harga pakan yang tinggi. Lalu pada proses distribusi, terjadi ketidaksesuaian distribusi. 

Reynaldi menuturkan, proses distribusi tidak dilakukan sesuai dengan kebiasaan. Biasanya, telur ayam di distribusikan ke pasar, tetapi banyak pihak yang justru melakukan pendistribusian di luar pasar atau memenuhi permintaan di luar pasar. 

Baca Juga: Bersiap Masuk Musim El Nino, Mendag: Jangan Kaget Harga Pangan Naik

"Sehingga supply (pasokan) dan demand (permintaan) di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik," kata dia. 

Ia menilai, hingga saat ini tidak terdapat upaya dari pemangku kebijakan untuk melakukan penurunan harga telur. Oleh sebab itu, dia berharap kedua penyebab kenaikan harga telur ayam tersebut bisa segera ditangani. 

"Kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik," ungkap Reynaldi. 

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), per hari ini Kamis (18/5/2023), harga rata-rata telur ayam secara nasional sebesar Rp 30.170 per kilogram. Pada DKI Jakarta, harga rata-rata telur ayam sebesar Rp 29.980 per kilogram. 

Baca Juga: Ini Komoditas Pangan yang Perlu Dijaga untuk Menjangkar Inflasi Pangan

Tertinggi di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat yang mencapai Rp 30.000 per kilogram, sedangkan di Jakarta Selatan sebesar Rp 28.000 per kilogram. 

Sementara di luar Pulau Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) rata-rata harga telur ayam tercatat sebesar Rp 32.170 per kilogram. 

Pada beberapa wilayah NTT, terantau harga telur ayam mencapai Rp 40.000 per kilogram di Kabupaten Rote Ndao, sedangkan di Kabupaten Alor dan Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai Rp 45.000 per kilogram.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pedagang Pasar Ungkap Penyebab Harga Telur Tembus Rp 40.000 Per Kilogram"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Aprillia Ika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×