Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbatasnya vaksin Covid-19 di Tanah Air harus dihadapi masyarakat dengan sabar. Hal itu merupakan pesan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Menkes menjelaskan, ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia menjadi kendala dan tidak seimbang dengan target masyarakat yang akan divaksin.
"Artinya mesti sabar, mesti ada prioritas di semester pertama. Semester 2 akan ada akslerasi dan kita harus benar-benar keroyokan," kata Budi di acara webinar bertajuk Aku Siap Divaksin yang digelar KAGAMA, Minggu (14/3/2021).
Ia mengatakan, pemerintah merencanakan mendapatkan dosis vaksin Covid-19 sebanyak 426 juta untuk dapat memenuhi kekebalan kelompok 70% dari populasi penduduk Indonesia atau 181,5 juta orang.
Baca Juga: Kepala BPOM: Vaksin Nusantara disebut tak sesuai kaidah medis
Sejak November 2020 Jumlah tersebut untuk dua kali vaksinasi Covid-19 terhadap satu orang. Namun dengan jadwal vaksinasi dari Januari hingga Juni 2021, kata dia, hanya terdapat 80 juta dosis yang diberikan kepada masyarakat.
"Hanya 40 juta rakyat bisa kita vaksin dari 181,5 juta, karena vaksinnya cuma ada segitu," kata dia. "Saya minta sabar sampai Juni, kita cuma dapat 24%. Baru di semester 2 (dipercepat)," kata dia.
Pada semester 2 nanti, pihaknya menargetkan harus bisa dilakukan vaksinasi sebanyak 1,5 juta dosis dalam sehari.
Baca Juga: Vaksinasi gotong royong disarankan bisa sebagai pengurang pajak perusahaan
Sebab di semester pertama ini, kata dia, maksimal pemerintah hanya mampun memvaksin maksimal 500.000 dosis sehari.
Hal itu pula yang membuat pemerintah memberikan vaksinasi kepada masyarakat dengan membuat skala prioritas berbasis risiko.
Tahap pertama adalah dengan memberikan vaksin terhadap 1,5 juta tenaga kesehatan dan kelompok lanjut usia (lansia) yang jumlahnya mencapai 21,6 juta orang.
"Jadi saya imbau, karena vaksin sedikit kita sabar," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Stok Vaksin Covid-19 Masih Terbatas, Menkes: Mesti Sabar"
Penulis : Deti Mega Purnamasari
Editor : Sandro Gatra
Selanjutnya: Epidemiolog UI mengkritisi target vaksinasi pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News