kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Maskapai Penerbangan Rute Perintis Terdampak Kenaikan Harga Avtur


Selasa, 19 Juli 2022 / 06:30 WIB
Maskapai Penerbangan Rute Perintis Terdampak Kenaikan Harga Avtur

Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri Susi Air, Susi Pudjiastuti buka suara menyoal kondisi industri penerbangan Indonesia saat ini. Susi menyatakan bahwa kenaikan harga avtur sejak beberapa bulan lalu turut berdampak pada maskapai penerbangan di rute perintis seperti Susi Air. 

Susi memaparkan, komponen avtur ini menyumbang porsi HPS atau nilai jual berkisar 28%-34% untuk pesawat yang dioperasikan oleh Susi Air. Belum lagi, biaya maintenance spare part pesawat yang 90%-nya masih dipasok secara impor, di mana saat ini kondisi global juga masih didera tantangan shipping dan lonjakan harga logistik. 

"Jadi dua komponen ini sudah menguasai 60%-70% daripada komponen harga kami dan kemudian di daerah juga wilayah-wilayah yang kami terbangi juga wilayah yang secara logistik sangat sulit," ungkap Susi dalam diskusi Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) secaera virtual, Senin (17/7) malam. 

Baca Juga: Begini Penjelasan INACA Terkait Tingginya Harga Tiket Pesawat

Kondisi yang sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir ini memaksa Susi untuk melakukan peningkatan harga tiket pesawat. Dari harga tiket perintis yang Rp 250,000 ada surcharge sebesar Rp 100,000. 

Susi pun meminta kepada pemerintah untuk dapat segera mencari jalan keluar guna membantu menyelamatkan industri penerbangan yang sudah babak belur. Dia berharap, pemerintah bisa membuat planning setidaknya hingga akhir tahun nanti. 

Salah satu saran yang dianjurkan Susi kepada pemerintah adalah dengan menghentikan atau menyetop sementara biaya-biaya servis yang ditujukan kepada para maskapai penerbangan. Sebagai contohnya, biaya ariport tax atau tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) dari operator bandara. 

"Semua BUMN puasa dulu untuk taking money dari aviation service, tidak ada airport tax sampai Desember saja, making a plan for six months at least. Jadi kita planning-nya jelas, kalkulasi rugi dan risk kita akan berapa, apakah kuat atau tidak kuat," jelas Susi. 

Selain insentif-insentif yang diberikan kepada pemerintah untuk meringankan beban para pelaku di industri penerbangan, Susi juga meminta agar masyarakat bisa lebih diedukasi terkait situasi saat ini, termasuk alasan mengapa harga tiket pesawat mengalami kenaikan sejak beberapa waktu terakhir. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menjadi Simalakama Pariwisata

Saat ini Susi Air menjalankan sekitar 150 penerbangan setiap harinya, dengan kisaran penumpang sekitar 9 orang sampai dengan 12 orang. 

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Saleh Alatas, General Manager Commercial Support Lion Air Group. Pihaknya mengungkapkan, harga tiket pesawat Lion Air juga tak luput dari kenaikan akibat harga avtur yang terus melonjak. Komponen bahan bakar ini memang mendominasi total biaya operasional sebuah pesawat. 

"Ketidakpastian dan kelangsungan hidup maskapai jadi satu hal yg sangat menarik, sehingga kami butuh melakukan strategi untuk bertahan hidup karena memang komposisi avtur sangat-sangat besar komponennya di biaya operasional pesawat," seru Saleh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×