Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar aset kripto kembali terdampar di zona merah dalam seminggu terakhir. Merujuk Coinmarketcap, harga Bitcoin pada hari ini, Kamis (16/6) pukul 09.45 WIB berada di US$ 22.434,05 per BTC atau melemah 25,67% dalam tujuh hari terakhir.
Sementara Ethereum dan Binance Coin juga menorehkan tren serupa. Tercatat, Ethereum saat ini berada di US$ 1.219,27 per ETH atau melemah 31,87%. Lalu Binance Coin juga sudah melemah 19,44% dalam sepekan terakhir menjadi US$ 231,98 per BNB.
Mengenai pergerakan pasar di minggu ketiga Juni 2022, Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, faktor makroekonomi seperti tingginya inflasi Amerika Serikat serta ekspektasi kenaikan suku bunga AS telah menjadi penyebab anjloknya harga aset kripto. Bahkan, kapitalisasi market kripto secara keseluruhan turun di bawah US$ 1 triliun untuk permata kalinya sejak Januari 2021.
“Yang menarik di pekan ini, volume perdagangan Bitcoin di pasar spot/ harian dan volume likuidasinya di pasar berjangka mencapai titik tertinggi di tahun ini, sementara pangsa pasar stablecoin mulai meningkat, dengan pertumbuhan investor USDC sebesar 1,3%,” kata Jay dalam keterangan tertulis, Kamis (16/6).
Baca Juga: Bitcoin Anjlok ke Posisi US$ 21.000, Simak Komentar Tajam Warren Buffet Soal Kripto
Luno dan Arcane Research menambahkan, saat ini Indeks Fear and Greed telah jatuh ke angka 8 yang merupakan level terendahnya sejak Maret 2020. Selain itu, sudah hampir dua bulan aset kripto berada di zona extreme fear, yang juga menjadi periode extreme fear terlama sepanjang sejarah indeks.
Para pelaku pasar diyakini sudah mulai kelihatan lelah akan sentimen negatif ini, dan banyak yang mulai menyerah. Kekacauan tersebut bahkan menyebabkan para pelaku pasar yang sudah kelelahan melakukan aksi jual besar-besaran di pasar spot.
Luno dan Arcane Research menyebut, kini level US$ 20.000 menjadi level teknis penting bagi Bitcoin. Angka ini adalah harga puncak pada peristiwa bull run di tahun 2017. Sepanjang sejarah, Bitcoin belum pernah dipertukarkan di bawah puncak siklus sebelumnya.
“Jika harga jatuh ke bawah level ini, maka kemungkinan besar orang-orang yang melakukan hold akan melepaskan Bitcoin untuk melindungi aset mereka, sehingga angka tersebut akan menjadi level support yang penting untuk diperhatikan,” imbuh Luno dan Arcane Research.
Sementara itu, jika harga bergerak naik, maka resistance penting berikutnya ada di kisaran US$29,000. Luno dan Arcane Research menyebut bahwa rentang konsolidasi baru di area ini bisa muncul jika kondisi pasar bisa tetap stabil usai pertemuan FOMC.
Baca Juga: Aset Kripto Ini Masih Berpotensi Bullish di Tengah Tekanan Sentimen Soal Suku Bunga
Sementara itu, Jay mengingatkan bahwa aset kripto memang memiliki volatilitas cukup tinggi, sehingga siklus downtrend seperti ini adalah hal yang normal, dan tentunya tidak akan selamanya turun. Bahkan, jika dilihat secara historis yang lebih panjang, tren pergerakan yang menurun justru menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk berinvestasi.
“Seperti halnya harga Bitcoin, sebetulnya terus naik sejak pertama kali diluncurkan. Namun, perlu diingat, pergerakan di masa lalu tidak merepresentasikan pergerakan di masa yang akan datang," tutup Jay.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News