Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saban tahun, ada enam bank Perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut. Data ini diungkapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Kondisi ini terjadi sejak kondisi perekonomian normal atau sebelum pandemi Covid-19 melanda, hingga saat ini.
"BPR yang bangkrut rata-rata setiap tahun, dan bukan tahun ini aja, sebelum-sebelum krisis Covid juga rata-rata itu kalau kita lihat 6 BPR jatuh setiap tahun," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers, Jumat (26/5/2023).
Oleh sebab itu menurut LPS, penyebab banyaknya BPR di Indonesia yang "gulung tikar" bukan disebabkan oleh kondisi perekonomian nasional. Namun, lantaran tata kelola bisnis bank yang kurang mumpuni.
"Umumnya karena fraud di BPR tersebut," lanjut Purbaya.
Baca Juga: BPR Resmi Jadi Bank Perekonomian Rakyat
6-7 BPR diperkirakan bangkrut pada 2023
Purbaya menambahkan, dengan melihat data historis tersebut, pada 2023 diperkirakan akan ada 6-7 BPR yang bakal "gulung tikar" atau ajukan kebangkrutan.
"Tapi sampai sekarang masih relatif minimum yang masuk ke kami, ada beberapa tapi dari size dan jumlah belum menunjukkan atau menunjukkan ada perburukan ekonomi," tutur Purbaya.
BPR vs Rentenir
Walaupun banyak BPR yang bangkrut, tapi LPS menilai ruang tumbuh BPR masih besar. Menurut LPS, saat ini masih banyak masyarakat atau pelaku usaha mikro yang terjerat jebakan rentenir. Segmen masyarakat tersebutlah yang bisa digarap oleh BPR.
"Kita lihat rentenir masih menguasai ekonomi Indonesia, masih banyak sekali. Artinya selama itu ada, maka BPR masih akan dibutuhkan," ucap Purbaya.
Baca Juga: VIDA Telah Berikan Layanan Identitas Digital untuk 200 BPRS di Indonesia
(Penulis Rully R. Ramli | Editor Yoga Sukmana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Kalah dari Rentenir, LPS Ungkap 6 BPR "Gulung Tikar" Tiap Tahun"
Editor : Aprillia Ika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News