kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lonjakan kasus Covid-19 akan turunkan minat konsumen berbelanja


Selasa, 15 Juni 2021 / 04:00 WIB
Lonjakan kasus Covid-19 akan turunkan minat konsumen berbelanja
ILUSTRASI.

Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari ini, kasus Covid-19 melonjak lagi. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Senin (14/6) ada tambahan 8.189 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.919.547 kasus positif corona.

Bhima Yudhistira, Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) menilai, lonjakan kasus harian Covid-19 pasca lebaran mempunyai dampak terhadap meningkatnya risiko sehingga akan terjadi lagi pengetatan mobilitas. Imbasnya akan menurunkan kembali minat konsumen untuk berbelanja.

Tidak hanya itu, bagian logistik pun akan ikut tersendat seperti ketika terjadi penyekatan jalan. Contohnya seperti yang terjadi di Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu. Padahal, kata Bhima, tren pemulihan saat ini tengah berlangsung.

Baca Juga: Ekonom: Selama pengetatan PPKM tidak drastis, dampaknya ke ekonomi tidak akan besar

Hal ini ditunjukkan dengan indeks manufaktur atau Purchashing Managers Indeks (PMI) manufaktur yang berada di level 55,3 pada Mei 2021. Sedangkan indeks kepercayaan konsumen ada diangka 104,4 pada periode yang sama.

“Momentum pemulihan ekonomi jangan sampai mundur lagi, karena ongkos yang diperlukan baik dari sisi kebijakan, anggaran maupun optimisme dunia usaha menjadi lebih mahal,” kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/6).

Menurut Bhima, anggaran pemerintah yang sudah mengalami pelebaran defisit tajam ke level 5% sampai 6% dari produk domestik bruto (PDB) pada saat pandemi, bisa kembali naik. Sedangkan biaya untuk stimulus kesehatan dan perlindungan sosial akan membengkak.

Bhima menyarankan agar pemerintah fokus kembali pada tes Covid-19 seperti swab Antigen yang lebih banyak, khususnya di daerah dengan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi. Selain itu, treatment atau persiapan fasilitas kesehatan dan sarana karantina serta tracing harus lebih diperketat untuk melacak klaster baru hingga skala mikro.

Selanjutnya: Lonjakan kasus Covid-19 perberat pencapaian target pertumbuhan ekonomi kuartal II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×