kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Langkah Sri Mulyani dalam Merespons Ancaman Resesi Global


Jumat, 30 September 2022 / 05:55 WIB
Langkah Sri Mulyani dalam Merespons Ancaman Resesi Global

Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Banyak lembaga yang mengkhawatirkan kondisi perekonomian global pada tahun 2023. Banyak yang memperkirakan ada perlambatan ekonomi global di tahun depan, tak jarang juga yang memperkirakan ekonomi dunia terpeleset ke jurang resesi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan bakal makin menantang. Perkembangan yang dinamis bahkan terlihat di negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, yang ini memengaruhi seluruh dunia.

Baca Juga: Rem Inflasi dan Hadapi Resesi: Turunkan Harga BBM

"Negara-negara terbesar dunia dalam suasana dan proses penyesuaian yang tidak mudah. Ini akan memberi dampak ke seluruh dunia, dan mungkin memberi dampak pada Indonesia," tegas Sri Mulyani saat menjawab pertanyaan awak media, Kamis (29/9) di Jakarta Pusat.

Meski begitu, Indonesia tetap akan memasang kuda-kuda yang kuat. Bahkan, ini sudah diantisipasi sejak tahun 2022, terutama untuk semester II-2022. Sejauh ini, ia melihat perekonomian domestik masih kuat pada kuartal III-2022 dengan ekspor yang kuat, investasi pulih, serta konsumsi rumah tangga bergulir.

Sedangkan untuk kuartal IV-2022, ia optimistis belanja pemerintah akan cukup banyak memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini seiring pola musiman, biasanya belanja pemerintah makin ngegas pada akhir tahun.

Sedangkan untuk tahun 2023, pemerintah tetap akan menjaga resiliensi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai shock absorber. Dalam hal ini, pemerintah berupaya menjaga konsumsi rumah tangga, pertumbuhan dunia usaha, dan stabilitas harga.

"Kami akan menjaga permintaan dalam negeri, konsumsi dijaga hati-hati, meningkatkan kredit dunia usaha, menciptakan lapangan kerja dan menambah pendaptaan dan daya beli masyarakat, pun akan menjaga tingkat inflasi," tambahnya.

Baca Juga: Resesi 2023 Semakin Nyata, Kinerja Ekspor RI Terancam Merosot

Selain itu, pemerintah juga akan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dengan upaya tersebut, Sri Mulyani masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 5,3% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×