kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Lagi, IMF Sunat Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,3%


Kamis, 28 Juli 2022 / 06:40 WIB
Lagi, IMF Sunat Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,3%

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menyunat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian di sisi global. 

Menurut perhitungan lembaga tersebut, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,3% yoy, atau turun 0,1% poin dari perkiraan IMF pada bulan April 2022. Padahal, pada bulan April 2022 lalu, IMF juga telah memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebanyak 0,2% poin. 

Tak hanya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 sebesar 0,8% poin, menjadi 5,2% yoy. 

Meski memang IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih cukup percaya diri mengatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia bakal lebih baik daripada negara-negara lain. 

Baca Juga: Indonesia Bisa Kehilangan Potensi Ekonomi 3,45% PDB karena Perubahan Iklim

“Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, negara-negara sebaya, Indonesia cenderung lebih baik. Ini seiring kondisi eksternal yang masih stabil dan inflasi dalam negeri yang terukur,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara daring, Rabu (27/7). 

Menurut bendahara negara, kondisi eksternal Indonesia masih terjaga, seiring dengan ekspor yang tumbuh secara kuat. Bahkan pada paruh pertama tahun ini, ekspor berhasil tumbuh 40,7% yoy. 

Meski, dari sisi impor juga menunjukkan pertumbuhan yang mumpuni atau sekitar 22% yoy, tetapi neraca perdagangan barang masih berhasil mencetak surplus yang jumbo, yaitu sebesar uS$ 5,1 miliar. 

Sedangkan kondisi inflasi, meski sudah menembus batas atas kisaran sasaran BI dan pemerintah yang sebesar 4% yoy, Sri Mulyani masih melihat kenaikannya terukur.

Baca Juga: Ekonom Sebut Negara Ekonomi Utama Dunia Bisa Alami Resesi Karena 3 Faktor Ini

Terlebih, peningkatan inflasi didominasi oleh peningkatan harga pangan dan transportasi karena adanya peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat. 

Meski begitu, Sri Mulyani tak akan jemawa. Dirinya dan otoritas terkait akan tetap melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tetap kuat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×