kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba sebagian emiten multifinance masih tersendat pada semester I.


Rabu, 08 September 2021 / 09:40 WIB
Laba sebagian emiten multifinance masih tersendat pada semester I.

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai hari ini, bisnis multifinance belum sepenuhnya pulih. Beberapa emiten multifinance yang telah melaporkan kinerja semester pertama, terlihat masih mencatatkan penurunan kinerja, terutama dalam hal laba. 

Padahal secara industri, perusahaan multifinance berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan. Per Juni 2021, laba industri naik 131,25% menjadi Rp 6,66 triliun dan berlanjut bulan berikutnya juga tumbuh 118,84% yoy mencapai Rp 7,55 triliun.

Salah satunya, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) membukukan laba Rp 49,78 miliar pada semester I 2021. Nilai tersebut turun 13,07% yoy dari realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 57,27 miliar. 

Direktur Keuangan WOM Finance Zacharia Susantadiredja mengatakan, penurunan tersebut terjadi karena total pendapatan anjlok hingga 33%. Untungnya, beban biaya-biaya turun lebih tinggi yakni 34% dengan perbaikan kualitas portofolio dan efisiensi atas biaya pendanaan serta biaya operasional. 

Baca Juga: Akulaku Finance raih pendanaan dari Amar Bank

"Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai turun sebesar 53% dan biaya pendanaan turun sebesar 47% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” kata Zacharia, dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (7/9). 

Meski demikian, kualitas portofolio pembiayaan mengalami perbaikan dengan Net Performing Financing (NPF) gross mencapai 2,1% di bulan Juni 2021, membaik dari bulan Desember 2020 sebesar 2,7%.

Untuk mendukung perbaikan kinerja, WOM Finance fokus pada pengembangan digitalisasi dan proses akuisisi dengan berbagai pihak. Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa marketplace seperti Blibli, Bukalapak, Shopee, Gobills dan Tokopedia untuk kemudahan konsumen melakukan transaksi pembayaran angsuran serta transaksi digital melalui QRIS. 

Tak berbeda, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) juga mencatatkan penurunan laba tahun berjalan dari sebelumnya sebesar Rp 597,05 miliar menjadi Rp 473,49 miliar pada paruh pertama 2021. 

Baca Juga: Peringati Hari Pelanggan Nasional, beberapa multifinance tebar promo

Mengantisipasi penurunan lebih besar, perusahaan akan lebih berfokus pada penjualan yang tersegmentasi di luar Jawa dan Bali. Kemudian menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan untuk mempertahankan kinerja perusahaan.

Tak hanya itu, Adira Finance terus berinovasi mempersiapkan strategi bisnis untuk menanggapi arah perubahan konsumsi masyarakat yang menjadi lebih digital savvy dengan mempermudah pelanggan dalam melakukan pembiayaan tanpa harus melalui kantor cabang.

"Oleh karena itu, perusahaan terus melakukan inovasi dan mengembangkan digital platform Adiraku. Hingga Juni 2021, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku sekitar 1,5 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 700 ribu konsumen.” kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli. 



TERBARU

×