Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membukukan laba bersih setelah pajak konsolidasi menjadi US$ 82 juta di semester I-2023, angka itu mengalami pertumbuhan 173,3% dibanding laba sebesar US$ 30 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski laba tumbuh, pendapatan bersih perusahaan mengalami penurunan 15,1%, dari US$ 1.618 juta di semester I-2022 menjadi US$ 1.374 di semester I-2023.
Direktur Utama Barito Pacific, Agus Pangestu mengaku, hasil kinerja keuangan perusahaan untuk 6 bulan pertama tahun 2023 sebagian mencerminkan moderasi momentum pemulihan ekonomi China, setelah lonjakan dan pemulihan permintaan pasca pembukaan ekonomi awal tahun ini. Hal itu berdampak pada industri petrokimia global.
Namun demikian, strategi perseroan tetap konsisten untuk terus menjaga kewaspadaan tinggi sepanjang tahun 2023, dengan posisi neraca PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang kuat terus mendukung rencana transformasi dalam diversifikasi dan membangun profil ketahanan yang lebih kuat.
Baca Juga: Cerestar Indonesia (TRGU) Bukukan Pendapatan Rp 2,4 Triliun pada Semester I 2023
"Secara keseluruhan, hasil dari transformasi bisnis kami melalui ekspansi pada segmen panas bumi terus berkontribusi positif terhadap kinerja konsolidasi keuangan perusahaan," kata dia dalam keterangan resminya, Senin (1/8).
Dia menyebut, pendapatan perusahaan yang turun akibat penjualan yang lebih rendah, seiring dengan dinamika supply dan demand yang masih berlanjut di segmen petrokimia.
Meskipun pendapatan menurun, sebut dia, pemulihan operasional petrokimia dan segmen panas bumi yang stabil mendorong pertumbuhan EBITDA yang lebih kuat sebesar 35% menjadi US$ 349 juta di semester I-2023, dari posisi US$ 258 juta.
Itu mencerminkan margin EBITDA yang lebih tinggi sebesar 25.43 persen dibandingkan dengan 15.94 persen pada enam bulan pertama 2022.
"Barito Reneweables (BREN) terus membukukan kinerja stabil dengan pendapatan sebesar US$ 297 juta dan peningkatan EBITDA 8% menjadi US$ 249 juta. Rata-rata faktor kapasitas ketiga aset tetap di atas 90% menegaskan kinerja yang kuat dalam memberikan keunggulan operasional," tegas dia.
Selain pemulihan laba, kata Agus Pangestu, perusahaan terus menjaga dengan baik profil likuiditas yang kuat di enam bulan pertama tahun 2023, dengan rasio utang terhadap modal 53 persen dan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0.75x.
Baca Juga: Hingga Juni 2023, Wijaya Karya Bangunan (WEGE) Raih Kontrak Baru Rp 826 Miliar
Sebagai bagian dari kelanjutan strategi Programmatic M&A yang dijalankan Chandra Asri lewat anak usahanya, Krakatau Daya Listrik (KDL) telah sepakat untuk melakukan investasi hingga US$200 juta untuk meningkatkan kepemilikan di Krakatau Posco Energy (KPE), dari 10 persen menjadi 45 persen.
Lalu untuk berinvestasi dengan Posco dalam membangun pembangkit listrik berkapasitas 200 Megawatt (MW) setelah FID.
"Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi kami sebagai investor kunci di sektor energi dan sejalan dengan strategi perusahaan untuk menjadi pemain energi terkemuka dan terintegrasi di Indonesia," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News