Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih akan bergerak melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/6). Hal ini seiring dengan adanya sejumlah sentimen negatif yang membayangi pasar.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, kenaikan imbal hasil Obligasi T-Note 10 tahun di atas 3% masih mendukung pergerakan dollar AS. Begitu juga dengan ekspektasi kenaikan suku bunga mendatang yang diantisipasi dapat mempertahankan kinerja dollar AS.
Menurut Sutopo, pasar juga akan memperhatikan laporan inflasi AS pada Jum’at (10/6).
"Laporan ini akan memberikan input bagi The Fed untuk memutuskan langkah kebijakan apa yang akan diambil mendatang," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/6).
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,52% ke Rp 14.567 Per Dolar AS di Akhir Perdagangan Kamis (9/6)
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana menambahkan, turunnya cadangan devisa Indonesia bulan Mei 2022 juga akan menjadi sentimen negatif tambahan bagi nilai tukar rupiah. Cadangan devisa Indonesia turun tipis menjadi US$ 135,6 miliar pada Mei 2022 dari US$ 135,7 pada bulan sebelumnya.
Ini merupakan angka terkecil sejak November 2020, terkait pembayaran utang publik luar negeri.
"Sentimen negatif lainnya berasal dari hawkish suku bunga acuan Australia, India, dan kecenderungan hawkish bank sentral Eropa," ucap Fikri.
Fikri memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Jumat (10/6) akan berada di kisaran Rp 14.475-Rp 14.675. Sementara Sutopo memperkirakan, rentang harga kisaran untuk besok berada di Rp 14.450-Rp 14.550.
Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup pada level Rp 14.567 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Kamis (9/6) alias melemah 0,52% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.492 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News