kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangin emisi karbon, Kemenperin fokus ke pengembangan kendaraan listrik


Senin, 09 November 2020 / 21:00 WIB
Kurangin emisi karbon, Kemenperin fokus ke pengembangan kendaraan listrik

Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perindustrian kian serius mendorong pengembangan kendaraan berbasis listrik guna mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Selain itu memberikan peluang baru terhadap ekonomi dan hilirisasi sumber daya alam serta penguatan teknologi artificial intelligent (AI) dan robotik dalam menopang produktivitas industri nasional di masa depan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan, pemerintah terus memacu penerapan teknologi dan peningkatan investasi di sektor otomotif nasional.

Termasuk mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik roda dua, tiga, serta roda empat atau lebih yang berbasis baterai listrik maupun mild hybrid dan strong hybrid

Baca Juga: Butuh investasi Rp 36,4 triliun, proyek pipa gas trans Kalimantan masih belum jalan

"Saat ini, kami telah merampungkan regulasi terkait peta jalan kendaraan listrik berbasis baterai listrik yang merupakan turunan Perpres 55/2019," kata dia dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Senin (9/11).

Taufiek menjelaskan, potensi pengembangan kendaraan listrik juga membuka prospek bisnis baru, seperti pengembangan kendaraan jenis Internal Combustion Engine (ICE) yang saat ini masih memberikan kontribusi hingga 99% terhadap PDB industri otomotif nasional. 

"Pada tahun 2025 nanti, ditargetkan sebesar 20% produksi otomotif nasional adalah kendaraan listrik seperti hybrid, plug in hybrid, dan mobil EV berbasis baterai," ujar dia.

Menurut Taufiek, pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai sejalan dengan animo investasi baterai listrik dan kendaraan listrik yang semakin meningkat di Indonesia. Hal ini mengingat bahan baku nikel, cobalt dan mangan cukup melimpah di tanah air yang bisa menjadi tulang punggung dalam upaya pengembangan kendaraan listrik.

Selain itu, pendalaman struktur industri kendaraan listrik telah dipersyaratkan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga tahun 2030 dengan program Incompletely Knock Down (IKD) atau Completely Knock Down (CKD) yang dipacu untuk mendapatkan nilai tambah yang maksimal di dalam negeri. “Secara bertahap kita memguasai baterai listrik, dan produksi kendaraan listrik di dalam negeri,” imbuhnya.



TERBARU

×