kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Kuota Penjualan SR019 Ditambah Menjadi Rp 25 Triliun, HPAM: Tingginya Minat Investor


Rabu, 13 September 2023 / 07:00 WIB
Kuota Penjualan SR019 Ditambah Menjadi Rp 25 Triliun, HPAM: Tingginya Minat Investor

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meningkatkan kuota penjualan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) jenis ritel seri SR019 menjadi Rp 25 triliun untuk tenor tiga dan lima tahun.

Adapun pemerintah meningkatkan penjualan seri SR019T3 (tenor 3 tahun) sebesar Rp 5 triliun menjadi Rp 15 triliun. Sehingga, kuota pemesanan menjadi Rp 15 triliun dari sebelumny Rp 10 triliun.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, penambahan kuota SR019 menunjukkan adanya tingginya minat investor terhadap tenor pendek SR019. Hal ini dapat diinterpretasikan dalam sejumlah hal.

Baca Juga: Pemerintah Tambah Kuota Penjualan SR019T3 Menjadi Rp 15 Triliun

Antara lain, tingginya minat investor mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan tinggi terhadap pemerintah dan kestabilan ekonomi negara.

"Investor cenderung memilih tenor pendek seperti SR019 jika yakin dengan kebijakan ekonomi dan politik yang ada," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/9).

Lalu, SR019T3 yang memiliki tenor pendek cenderung lebih likuid sehingga lebih mudah diperjualbelikan. Kemudian juga tawaran imbal hasil yang menarik.

Reza pun memandang positif peningkatan kuota SR019. "Ini mencerminkan kepercayaan investor dalam perekonomian dan kebijakan pemerintah, serta memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mendapatkan dana tambahan untuk proyek dan program yang mereka rancang," paparnya.

Di sisi lain, ia juga menyarankan investor tetap cermat lantaran masih ada risiko investasi. Misalnya, risiko inflasi yang mana dengan tenor pendek berpotensi tidak memberikan perlindungan yang cukup terhadap inflasi.

Baca Juga: BNI Targetkan Pemesanan SR019 Tembus Rp 1 Triliun

Lalu, risiko perubahan suku bunga yang dapat mempengaruhi harga SUN di pasar sekunder. Menurutnya, likuiditas yang baik dapat berarti fluktuasi harga di pasar sekunder yang cepat.

"Perhatikan juga perubahan kebijakan pemerintah, seperti perubahan dalam pajak atau aturan investasi yang dapat memengaruhi investasi dalam SUN," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

×