kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat bertahap sejak diberlakukan pelonggaran


Selasa, 07 September 2021 / 10:10 WIB
Kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat bertahap sejak diberlakukan pelonggaran

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 memberi nafas bagi pusat perbelanjaan atau mal untuk menggulirkan kembali roda bisnisnya. Namun, pelonggaran di PPKM level 3 itu belum bisa mendongkrak secara signifikan kinerja bisnis dan kunjungan di pusat perbelanjaan.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja menyampaikan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran. Tapi, peningkatannya masih cenderung lambat. Menurut Alphonsus, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini masih berkisar di level 20%-30% dibandingkan kondisi normal, sebelum pandemi Covid-19.

"Diharapkan tren peningkatan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah," ungkapnya, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/9).

Jika pemulihan terus terjadi dan bisa dipertahankan, maka setidaknya hal itu dapat mengembalikan kondisi usaha dari keterpurukan yang terjadi di bulan Juli dan sebagian bulan Agustus. Seperti diketahui, saat kasus covid-19 kembali meledak dan PPKM darurat diberlakukan, bisnis di pusat perbelanjaan dan mal ambruk lantaran terjadi penutupan operasional.

Potensi hilangnya pendapatan akibat penutupan tersebut sangat besar. Alphonsus memberikan gambaran, potensi pendapatan pusat perbelanjaan dari anggota APPBI di seluruh Indonesia berkisar di angka Rp 5 triliun per bulan. 

Baca Juga: Aturan baru PPKM Jawa Bali: Makan di tempat atau dine in boleh sampai 60 menit

"Nilai tersebut adalah pendapatan yang diterima oleh Pusat Perbelanjaan, dan bukan nilai penjualan. Selama ditutup sementara maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia)berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp 5 triliun setiap bulan," sebut Alphonsus.

Dia menilai, masih butuh waktu yang lama untuk bisa mencapai kondisi usaha seperti sebelum pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM berdasar Level. Alphonsus memperkirakan sampai dengan akhir tahun 2021 kondisi usaha Pusat Perbelanjaan masih berada dalam kondisi tertekan.

Emiten pengelola mal pun masih berjibaku untuk kembali memutarkan roda bisnisnya. Direktur Pengembangan Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Ivy Wong menyampaikan bahwa lalu lintas kunjungan di mal Pakuwon Group belum meningkat signifikan. Saat ini masih sekitar 40% dibandingkan kondisi sebelum pandemi.

"Traffic count ada kenaikan 10% minggu ke minggu, tetapi masih slow. Meskipun sudah level 3, perkantoran banyak yang masih WFH, jadi traffic mall tidak bisa pulih cepat," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).

Pengelola Pondok Indah Mall, PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) juga mencatat jumlah pengunjung masih berkisar di level 30% dibandingkan kondisi sebelum pandemi. Wakil Direktur Utama MKPI, Jeffri Tanudjaja berharap, vaksinasi bisa lebih cepat dilakukan untuk menyasar lebih banyak orang, sehingga pelonggaran kunjungan bisa terus dilakukan.

Baca Juga: PPKM Level 7-13 September 2021, ini aktivitas masyarakat yang dilonggarkan

Pelonggaran yang dimaksud meliputi kunjungan anak di bawah usia 12 tahun yang saat ini belum diperbolehkan masuk mal. Juga dibukanya kembali seluruh tenant di mal, seperti gym, bioskop dan tempat permainan anak. "Karena mal adalah salah satu tempat keluarga berkunjung. Dengan adanya pelonggaran, lebih baik bagi mal, karena ada sedikit peningkatan pengunjung," ujar Jeffri.

Dihubungi terpisah, Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo mengungkapkan, mal-mal MTLA di Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor dapat beroperasi kembali sejak 18 Agustus 2021. Kata dia, sudah ada kenaikan kunjungan di mall yang dimiliki MTLA dibandingkan seminggu awal pembukaan.

Olivia menambahkan, pihaknya aktif memberikan layanan panduan untuk mengakses aplikasi Peduli Lindungi di pintu-pintu masuk mall dengan menambah SDM untuk dapat membantu pengunjung. Menurutnya, hal ini cukup efektif dalam meningkatkan kunjungan ke mall.

Olivia juga menilai, pembatasan anak di bawah 12 tahun yang belum dapat masuk ke mall menjadi salah satu faktor tingkat kunjungan yang belum kembali seperti sebelum PPKM. "Semakin banyaknya masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dan kemudahan akses Peduli Lindungi kami berharap kunjungan ke mall memberikan nafas bagi pelaku usaha di mall," pungkas Olivia.

Selanjutnya: PPKM Jawa Bali lanjut hingga 13 September, PPKM di Yogyakarta turun ke level 3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×