Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan kini memang sudah dalam laju yang tumbuh lebih cepat dua bulan terakhir hingga Agustus 2023. Namun, pertumbuhan tersebut justru semakin menambah kredit menganggur atau fasilitas kredit yang belum ditarik debitur.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan di Agustus 2023 tumbuh sekitar 9,06% secara tahunan (year on year/ YoY). Di mana, pertumbuhan kredit di segmen korporasi menjadi penopang pertumbuhan dengan tumbuh 8,4% YoY atau senilai Rp 3.425 triliun.
Di periode yang sama, beberapa bank mencatat fasilitas kredit yang belum ditarik debitur juga kian bertumpuk. Sebut saja, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat kredit menganggur senilai Rp 364,27 triliun atau tumbuh 25,71%.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn meyakini potensi kebutuhan kredit sudah mulai terlihat di beberapa sektor. Ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai masih positif dan inflasi yang terkendali.
Baca Juga: J Trust Bank Proyeksikan Penyaluran Kredit ke Perusahaan Jepang Tetap Tumbuh
Adapun, Hera menyebutkan sektor-sektor yang memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan total kredit ke depan, antara lain seperti telekomunikasi, jasa keuangan, komoditas/energi, hingga kredit konsumen.
“Total kredit BCA secara bank only sudah naik 10,1% YoY menjadi Rp729,2 triliun di Agustus 2023,” ujar Hera.
Sementara itu, Direktur Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia Kunardy Lie mengatakan undisbursed loan yang tumbuh itu mencerminkan likuiditas dari debitur dan kebutuhannya terkait modal kerja.
Dalam hal ini, ia menilai beberapa debitur memang masih memiliki likuiditas yang cukup setelah di masa pandemi, industri cenderung untuk tidak melakukan ekspansi atau wait and see.
“Oleh karena itu industri memiliki likuiditas yang masih cukup untuk menjalankan bisnis sehingga tidak perlu menarik modal kerja,” ujarnya.
Sebagai informasi, posisi kredit menganggur yang dimiliki Bank DBS Indonesia per Agustus 2023 senilai Rp 47,2 triliun. Adapun, angka tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 43,9% yoy dari periode sama tahun lalu.
Ke depan, Kunardy bilang industri tidak ada lagi gerakan wait and see dalam menjalankan bisnisnya. Meskipun, ada kegiatan seperti pemilu yang seringkali membuat industri berhati-hati untuk ekspansi.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, Perbankan Ramai-ramai Rambah Bisnis Paylater
“Kamipun masih aktif dalam memberikan kredit investasi dan refinancing.” ujarnya.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi berpandangan kondisi kredit menganggur yang tumbuh saat ini karena dunia usaha masih mencermati situasi suku bunga yang masih tinggi, selain kas yg masih cukup besar dimiliki korporasi
“Untuk posisi undisbursed loan sampai dengan Agustus kami lihat secara triwulanan masih ada kenaikan menjadi Rp 7,4 triliun tersebar pada berbagai sektor,” ujar Yuddy.
Namun, Yuddy tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi yang terjaga serta ekspektasi suku bunga yang melandai ke depan, di kuartal akhir tahun ini dan awal tahun 2024, korporasi akan mulai banyak melakukan penarikan atas fasilitas yang dimiliki.
“Seiring dengan kebutuhan modal kerja dan suku bunga yang melandai,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News