Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan semakin mengalami kenaikan. Jika pada Maret baru tumbuh 6,6%, per Mei menanjak jadi 9,03% dan per Juni sudah tumbuh 10,66%. Namun, pertumbuhan kredit ini ditandai dengan sedikit penurunan kualitas namun masih terjaga di level yang aman.
Rasio kredit bermasalah (Non performing loan/NPL) perbankan hingga Mei 2022 mengalami sedikit kenaikan dibandingkan kuartal I 2022. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan NPL perbankan secara gross per Mei mencapai 3,04% dan NPL net 0,85%. Itu naik dari Maret dimana posisi NPL gross masih 2,99% dan NPL net 0,84%.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan tetap berupa menjaga NPL ada di kisaran 2,8%-3% sampai akhir tahun. Adapun per Maret 2022, NPL gross bank ini ada di level 3,09%. Itu sudah turun dari 3,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Agus Sudiarto Direktur Manajemen Resiko BRI mengatakan, untuk menjaga NPL, BRI masih memberi perpanjangan restrukturisasi kepada debitur terdampak Covid-19 yang masih berjalan usahanya. Itu diharapkan agar debitur kembali bangkit.
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Transaki Livin' Tembus Rp 1.050 Triliun hingga Pertengahan 2022
"Secara cashflow, debitur tersebut masih belum kembali ke kondisi sebelum covid-19, terutama yang tergantung dengan sektor wisata. Sehingga nasabah masih menikmati kelonggaran pembayaran pokok pinjamannya," kata Agus pada Kontan.co.id baru-baru ini.
Per Mei 2022, nilai restrukturisasi Covid-19 BRI sudah mencapai Rp 133,7 triliun. Itu berkurang Rp 10,5 triliun dari posisi Maret dan turun Rp 23,23 triliun dari akhir tahun lalu. Penurunan ini terjadi karena sejumlah debitur sudah kembali bangkit dan menjalankan kewajibannya secara normal.
Untuk mengantisipasi resiko kredit, kata Agus, BRI sudah mengalokasikan total CKPN yang sangat memadai dimana NPL Coverage lebih dari 250%. Sementara rasio LAR Coverage total berada pada lebih dari 41%.
Sementara Aestika Oryza Gunarto mengatakan, agar pertumbuhan kredit BRI disertai dengan perbaikan kualitas, perseroan selektif dalam melakukan pertumbuhan. BRI juga akan fokus untuk bertumbuh pada pinjaman-pinjaman yang memiliki high yield, yaitu segmen mikro dan consumer loan.
"Di sektor KUR, BRI membuat sektor-sektor prioritas dalam penyaluran KUR, seperti perdagangan dan pertanian. BRI juga terus memperkuat penggunaan data analytic untuk memperkuat proses credit underwriting serta meningkatkan success rate restrukturisasi. Hal tersebut berdampak positif terhadap kualitas KUR yang disalurkan, dimana hingga Juni 2022 NPL KUR BRI tercatat di kisaran 1,38%," jelas Aestika pada Kontan.co.id, Jumat (22/7).
Baca Juga: Genjot Bisnis Bancassurance, OCBC NISP Pasarkan Asuransi Syariah Amanah Optima
Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan NPL bisa turun ke level 3,3%-3.5%. Per Maret 2022, NPL bank ini sudah melandai ke 3,6% per Maret. Sementara di periode yang sama tahun lalu masih tercatat 4,25%. Total nilai NPL BTN mencapai Rp 9,98 triliun, turun dari Rp 11,1 triliun pada kuartal I tahun lalu.
Namun, NPL BTN pada kredit konstruksi di segmen perumahan masih sangat tinggi yakni 21,62%. Itu naik dari level 20,57% pada Maret 2021. Selain itu, NPL kredit komersial di segmen non perumahan juga masih tinggi yakni 14,85%. Tetapi sudah turun dari 17,6% dari kuartal I tahun lalu.
Adapun NPL segmen kredit subsidi di bank ini cukup rendah yakni 0,84%, turun dari 0,94% pada Maret tahun 2021. NPL KPR non subsidi juga turun dari 3,42% menjadi 2,48% dan NPL kredit segmen perumahan lainnya turun dari 4,11% ke 3,2%.
Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Remedial & Wholesale Risk Bank BTN mengatakan, masih tingginya rasio NPL di kedua segmen tersebut lebih didominasi pada segmen highrise (apartemen) yang sangat terdampak Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.
"Untuk menurunkan rasio NPL di kedua segmen tersebut, BTN masih terus fokus untuk melakukan penjualan secara bulk (Bulk Sales) disamping tetap menjalankan beberapa pola penyelesaian lain seperti dengan melakukan Lelang Expo yang akan dilakukan pada pertengahan tahun 2022," kata Novie.
Baca Juga: BSI Targetkan Pembiayaan UMKM Tumbuh 6% Sepanjang Tahun Ini
Disamping itu, lanjutnya, BTN akan fokus pada proses penyelesaian kredit dengan melakukan berbagai perbaikan pada proses pemberian kredit awal.
Untuk mengantisipasi resiko NPL, BTN juga meningkatkan pencadangan. NPL Coverage bank ini sampai dengan Kuartal I tahun 2022 juga meningkat mencapai 146.73%, lebih tinggi jika dibandingkan Kuartal I tahun 2021 yang tercatat sebesar 115.93%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
