Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah di lepas pantai Barat pada Minggu (22 Maret), Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan Rabu (24 Maret).
Itu merupakan uji coba rudal pertama Korea Utara dalam satu tahun terakhir, yang dipandang bertujuan untuk menguji Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tanpa terlalu provokatif.
"Kami mendeteksi dua proyektil yang diduga rudal jelajah yang ditembakkan dari Onchon, daerah pelabuhan Barat Korea Utara pada Minggu pagi," kata seorang perwira JCS, seperti dikutip Yonhap.
Dia menolak untuk mengungkapkan perincian lain, termasuk jenis, jangkauan, dan titik terjauh rudal tersebut. Ia hanya mengatakan, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menganalisis detail juga memantau dengan cermat pergerakan terkait.
Baca Juga: Gerakkan rudal, Kim Jong Un tantang Amerika Serikat
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampaknya tidak mengawasi secara langsung peluncuran rudal terbaru itu, menurut sumber Yonhap.
Ha Tae-keung, anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), mengatakan dalam sebuah posting di Facebook, peluncuran rudal Korea Utara itu berlangsung sekitar pukul 6:36 pagi pada Minggu.
Dia menambahkan, Korea Selatan dan Amerika Serikat mengetahui penembakan rudal itu tetapi memutuskan untuk tidak mempublikasikannya segera.
Tak seperti rudal balistik, rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara. Pyongyang telah mempertahankan moratorium yang mereka berlakukan sendiri pada pengujian rudal nuklir dan jarak jauh sejak akhir 2017.
Amerika Serikat tidak mempermasalahkan penembakan itu, dengan Biden mengatakan, "tidak banyak yang berubah". Dan, pejabat senior Pemerintah AS menyatakan, peluncuran tersebut tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Selanjutnya: AS: Korea Utara menimbulkan risiko keamanan yang signifikan bagi Amerika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News