Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan mengembangkan rudal balistik sekuat senjata nuklir taktis, menurut beberapa sumber Yonhap pada Kamis (2/9), setelah pencabutan penuh pembatasan yang AS berlakukan atas pengembangan rudal.
Rudal permukaan-ke-permukaan, yang bisa membawa hulu ledak hingga 3 ton dengan jangkauan penerbangan 350-400 kilometer, sedang dalam tahap pengembangan terakhir dan waktu penyebarannya akan ditentukan setelah beberapa uji tembak, sumber-sumber Yonhap mengungkapkan.
Mengacu cetak biru pertahanan 2022-2026, Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Rabu (1/9) berjanji untuk mengembangkan rudal baru "dengan kekuatan destruktif yang ditingkatkan secara signifikan", menyebarkan pencegat baru terhadap ancaman artileri jarak jauh dan meningkatkan sistem Patriot.
Itu menunjukkan, rudal balistik baru bisa beroperasi sebelum 2026.
Rudal yang Korea Selatan rancang bertujuan untuk menghancurkan fasilitas dan pangkalan rudal bawah tanah dengan menembus terowongan bawah tanah, sehingga secara efektif melumat rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM) sebelum diluncurkan.
Baca Juga: Korea Utara: Latihan militer Korea Selatan dan AS adalah permainan api yang berbahaya
Rudal itu juga bisa menjangkau seluruh wilayah Korea Utara jika ditembakkan dari sekitar perbatasan antar-Korea, sumber Yonhap menyebutkan.
Tahun lalu, Korea Selatan berhasil mengembangkan rudal darat-ke-darat Hyunmoo-4 yang memiliki jangkauan hingga 800 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 2 ton.
“Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, jarak jauh, dan lebih tepat untuk melakukan pencegahan dan mencapai keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Yonhap.
Rencana pertahanan jangka menengah yang komprehensif menyerukan pengeluaran 315,2 triliun won (US$ 273 miliar), naik rata-rata 5,8% per tahun selama lima tahun ke depan.
Sebanyak 106,7 triliun won di antaranya dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan. Sedangkan 208,5 triliun won sisanya untuk manajemen kekuatan, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Selanjutnya: Badan pengawas nuklir PBB: Korea Utara diduga telah memulai kembali reaktor nuklir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News