kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korban Tewas Gempa Turki Mencapai 31.643 Orang, Lampaui Gempa 1939


Selasa, 14 Februari 2023 / 11:16 WIB
Korban Tewas Gempa Turki Mencapai 31.643 Orang, Lampaui Gempa 1939
ILUSTRASI. Korban tewas di Turki sekarang mencapai 31.643 orang, melebihi korban tewas dalam gempa tahun 1939. REUTERS/Guglielmo Mangiapane

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ANTAKYA. Tim penyelamat di Turki berhasil menyelamatkan beberapa anak hidup-hidup dari bangunan yang runtuh pada Senin (13/2/2023), seminggu setelah gempa bumi terburuk terjadi di negara itu dalam sejarah modern. 

Seorang anak berusia 13 tahun berhasil ditarik keluar hidup-hidup setelah menghabiskan waktu 182 jam di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di provinsi Hatay selatan Turki pada hari Senin.

Seorang gadis muda bernama Miray juga ditemukan hidup di kota Adiyaman, Turki tenggara, kata para pejabat. Sementara penyiar negara TRT Haber mengatakan seorang gadis berusia 10 tahun diselamatkan di provinsi Kahramanmaras, Turki selatan.

Setidaknya dua anak lain dan tiga orang dewasa juga dilaporkan telah diselamatkan.

Akan tetapi, harapan akan lebih banyak korban selamat memudar dan kritik terhadap pihak berwenang atas penanganan gempa semakin meningkat.

Reuters memberitakan, di satu kota, tim penyelamat sedang menggali terowongan untuk menjangkau seorang nenek, ibu dan anak perempuan, semuanya dari satu keluarga, yang tampaknya selamat dari gempa berkekuatan 7,8 SR pada 6 Februari 2023 lalu. 

Baca Juga: Garuda Indonesia Terbangkan Bantuan untuk Korban Gempa Turki

Dalam satu upaya penyelamatan dramatis di kota Kahramanmaras, Turki, tim penyelamat mengatakan mereka melakukan kontak dengan seorang nenek, ibu dan bayi yang terperangkap di sebuah ruangan di sisa-sisa bangunan tiga lantai. Tim penyelamat sedang menggali terowongan kedua untuk menjangkau mereka, setelah rute pertama terblokir.

"Saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa kami akan mendapatkannya," kata Burcu Baldauf, kepala tim kesehatan sukarela Turki. 

Dia menambahkan, "Ini merupakan keajaiban. Setelah tujuh hari, mereka berada di sana tanpa air, tanpa makanan, dan dalam kondisi baik."

Sementara, tim penyelamat yang lain bersiap untuk mengurangi operasi penyelamatan karena suhu rendah mengurangi peluang bertahan hidup yang sudah tipis. Beberapa penyelamat Polandia mengumumkan mereka akan meninggalkan negara itu pada hari Rabu (15/2/2023) besok.

Di kota Aleppo, Suriah yang hancur, kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan fase penyelamatan "hampir selesai", dengan fokus bantuan kini beralih ke penyediaan tempat berlindung, makanan, dan sekolah.

Baca Juga: Penjarahan di Turki Memicu Kemarahan Terhadap Migran



TERBARU

×