kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konglomerat muda dari pendiri startup bermunculan, ini kata pengamat


Senin, 12 Juli 2021 / 10:50 WIB
Konglomerat muda dari pendiri startup bermunculan, ini kata pengamat

Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini pertumbuhan bisnis teknologi digital telah berkembang sangat pesat apalagi di tengah adanya dampak dari pandemi Covid-19. Tren demikian diyakini akan berlanjut dan akan semakin berinovasi hingga beberapa tahun ke depan. 

Sementara, saat ini sosok di balik para pendiri (founder) start up digital itu sendiri seperti Bukalapak yang didirikan oleh tiga pendiri yaitu Achmad Zaky, Muhamad Fajrin Rasyid, dan Nugroho Heru Cahyono. Rencananya, Bukalapak bahkan akan listing di bursa pada bulan Agustus mendatang. 

Berdasarkan prospektus singkat yang diterbitkan oleh Bukalapak pada Jumat (9/7) lalu, Achmad Zaky Syaifudin memiliki 4.452.515.674 lembar saham atau setara 5,76% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh Bukalapak. 

Baca Juga: Telkomsel jadi Investor di Gojek, begini kata pengamat BUMN

Kemudian, Muhamad Fajrin Rasyid menggenggam 2.725.322.633 saham Bukalapak atau setara 3,53%. Adapun Nugroho Heru Cahyono memiliki 2.145.675.938 saham Bukalapak atau setara 2,78%.

Setali tiga uang, miliarder muda juga terdapat pada perusahaan GoTo di mana merupakan perusahaan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia. Kekayaan para pendiri dan GoTo seperti Nadiem Anwar Makarim, William Tanuwijaya, Leontinus Alpha Edison, Andre Soelistyo, dan Kevin Bryan Aluwi tersorot telah melonjak signifikan.

Menanggapi hal itu, Pengamat sekaligus Founder IndoTelko Forum, Doni Ismanto Darwin mengatakan tren bertambahnya aset kekayaan para founder tersebut lantaran telah berhasil menaikkan valuasi dari perusahaannya. Ia bilang, setiap valuasi perusahaan yang naik biasanya diikuti dengan seeding fund, termasuk series A, B, atau C. 

“Biasanya ketika ada yang masuk di putaran ini, kepemilikan saham pasti berkurang bagi yang ga ambil penawaran pendanaan, disana bisa terjadi seed out bagi eksisting pemilik saham. Disinilah biasanya ada margin keuntungan bagi si pemilik saham lama, karena valuasi sebelum round dan sesudah kan berbeda,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Minggu (11/7). 

Sehingga ia melihat bahwa hebatnya bisnis digital adalah everybody bisa menjadi somebody, di mana jika punya ide yang kuat, eksekusi yang kuat maka akan memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat, promosi yang bagus dan dukungan pendanaan yang kuat.



TERBARU

×