kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KLBF mengantisipasi risiko gangguan pasokan bahan baku obat menjelang akhir tahun


Rabu, 01 Desember 2021 / 08:25 WIB
KLBF mengantisipasi risiko gangguan pasokan bahan baku obat menjelang akhir tahun

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk siap mengantisipasi risiko gangguan pasokan bahan baku obat (BBO) menjelang akhir tahun. Emiten farmasi berkode saham KLBF itu sudah mengamankan persediaan BBO setidaknya sejak 3 bulan lalu.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, tantangan pasokan BBO sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 mewabah pada tahun 2020 lalu. Oleh karenanya, KLBF sudah menyusun kebijakan untuk menambah stok BBO utama untuk kebutuhan 3-6 bulan ke depan dalam pembelian BBO. “Secara umum (saat ini) kebutuhan stok terjaga baik,” ujar Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Selasa (30/11).

Layaknya perusahaan farmasi di Indonesia pada umumnya, sebagian besar BBO KLBF masih berasal dari impor. Oleh karenanya, kegiatan produksi obat di KLBF bergantung pada kelangsungan pasokan BBO impor dari mancanegara.

Menurut catatan Vidjongtius, porsi BBO impor mencapai sekitar 90% dalam produksi obat KLBF. “BBO impor sekitar 90% berasal dari berbagai negara seperti China, India, Jepang, Korea dan negara Eropa,” kata Vidjongtius.

Baca Juga: Saham Emiten Farmasi Kompak Menguat Terimbas Varian Baru

Hingga tutup tahun nanti, KLBF masih optimistis mengejar target pertumbuhan penjualan sebesar 11%-13% dibanding realisasi tahun lalu untuk kinerja tahun buku 2021.

Sebagai pembanding, berdasarkan laporan keuangan KLBF tahun 2020, KLBF membukukan penjualan neto Rp 23,11 triliun dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 2,73 triliun di tahun 2020.

Dus, berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, KLBF bakal meraup penjualan neto sekitar Rp 25,65 triliun - Rp 26,11 triliun jika target pertumbuhan 11%-13% ini berhasil direalisasi. Sepanjang Januari-September 2021 lalu, KLBF telah membukukan penjualan neto sebesar Rp 19,09 triliun, tumbuh 11,71% dibanding realisasi periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp 17,09 triliun. 

 

Dari hasil penjualan itu, KLBF mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 2,28 triliun pada Januari-September 2021, naik 12,84% dibanding realisasi Januari-September 2020 yang sebesar Rp 2,02 triliun.

“Target Kalbe masih sama untuk growth sales 11%-13% di tahun 2021 melalui inovasi produk baru dan ekspansi digital kesehatan (KlikDokter dan EMOS),” tutur Vidjongtius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×