kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

KKR Borong 20% Saham Singtel’s Seharga US$ 807 Juta


Selasa, 19 September 2023 / 05:00 WIB
KKR Borong 20% Saham Singtel’s Seharga US$ 807 Juta

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perusahaan investasi global dari AS, KRR & Co., setuju membeli 20% saham bisnis pusat data Singtel di Singapura seharga US$ 807 juta. 

Menurut Bloomberg, perusahaan ini memiliki opsi untuk meningkatkan kepemilikannya menjadi 25% pada tahun 2027, dengan valuasi Singtel mencapai sekitar 5,5 miliar dolar Singapura. 

Singtel akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi bisnis di Asia Tenggara, termasuk di Malaysia dan Vietnam. 

Arthur Lang, CFO Singtel, menyebut bahwa saham Singtel meningkat 1,7% pada hari Senin, sebelum kemudian menurun. 

Baca Juga: Begini Syarat Pekerja Mandiri dan Informal Ikut Kepesertaan BP Tapera

KKR dikenal sebagai investor besar di kawasan ini, terutama dalam jaringan server internet dan layanan AI. Setelah kesepakatan ini, KKR akan memiliki dua posisi direksi di Singtel.

Sejak 2021, KKR telah menginvestasikan US$ 3,9 miliar di berbagai bidang di Asia-Pasifik, termasuk energi terbarukan dan komunikasi. Beberapa investasi mereka meliputi perusahaan di India dan Filipina.

Singtel sendiri tengah menggandeng mitra lokal untuk ekspansi di Asia Tenggara.

Penjualan saham ke KKR diharapkan dapat memperbaiki leverage dan peringkat Singtel oleh Fitch. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pertumbuhan dan memastikan utang perusahaan tetap terkendali.

Baca Juga: Selain ASN, Ini Kelompok Masyarakat yang Bisa Dapatkan Fasilitas KPR dari BP Tapera

Terakhir, perusahaan ekuitas swasta global belakangan ini mulai berinvestasi pada aset alternatif seperti infrastruktur dan real estat, menarik perhatian pemerintah Asia.

Pasar pusat data diperkirakan akan tumbuh 17% dalam lima tahun ke depan dengan potensi investasi antara US$ 9-13 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×