Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. PT Sekar Laut Tbk (SKLT) menorehkan kinerja yang menurun di tahun 2020. Manajemen Sekar Laut bilang, penurunan tersebut utamanya terjadi karena melesunya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia sejak awal tahun lalu.
"Kendala yang sangat besar pada tahun 2020, terutama memang karena daya beli masyarakat itu turun. Jadi terasa sekali, kita di dalam waktu penjualan kita biasanya pembeliannya sekian. Ternyata memang menurun daya beli masyarakat pada saat itu," ungkap Direktur Sekar Laut John C Gozal dalam Paparan Publik Virtual, Senin (10/5).
Melansir laporan keuangan perseroan, SKLT membukukan pendapatan neto sebesar Rp 1,25 triliun di tahun 2020. Perolehan tersebut turun tipis 2,13% secara tahunan atau yoy dari pendapatan neto di tahun 2019 yang mencapai Rp 1,28 triliun.
Penurunan pun dijumpai pada perolehan laba bersih perusahaan. Di tahun 2020, SKLT tercatat membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 42,52 miliar. Angka tersebut menurun 5,48% yoy dari perolehan di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 44,98 miliar.
Diungkapkan John, penurunan drastis dijumpai pada penjualan di sektor hotel dan restoran. Dia bilang, penurunannya bisa mencapai 30%-50% dari pencapaian di tahun 2019 ketika pandemi belum terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Sekar Laut (SKLT) bidik pertumbuhan pendapatan hingga 10% tahun ini
Namun sayang, John tidak memerinci berapa tepatnya porsi pendapatan dari hotel dan restoran di tahun lalu. Yang terang, penurunan tersebut berhasil ditutupi oleh pendapatan dari segmen lain. Sehingga, dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap keseluruhan pendapatan SKLT di tahun 2020.
"Penjualan ke restoran kita mungkin totalnya ada Rp 200 miliar. Namun dari Rp 200 miliar itu bukan hilang semua, mungkin menghilang sekitar 30%. Dan 30% yang hilang itu bisa tertutupi dari lokal (pendapatan). Jadi lokalnya ada meningkat juga, sehingga dampaknya tidak terlalu besar," terangnya.
"Tetapi kalau yang di lain-lainnya ada yang naik, di lokal ada yang naik sehingga kita bisa menutup penurunan penjualan di hotel dan restoran," sebutnya.
Meskipun mengalami penurunan kinerja, sebenarnya torehan di tahun 2020 kemarin jauh lebih baik dari perkiraan awal SKLT. John bilang, hingga pertengahan tahun 2020, pihaknya memperkirakan penurunan pendapatan bisa mencapai 10% di tahun 2020. Namun ternyata, penurunan pendapatan hanya berada di angka 2,13% yang disusul dengan susutnya laba sekitar 5,48%.
Pencapaiannya di tahun 2020 tak lepas dari sejumlah strategi yang dijalankan SKLT untuk mempertahankan kinerjanya. Salah satunya dengan tetap menjalankan pemasaran yang konsisten dan berkesinambungan.
Selain itu, SKLT juga berusaha untuk memangkas sejumlah kewajiban, terutama hutang bank. Hal itu dilakukan untuk menghindari krisis keuangan di tengah pandemi tahun lalu. "Namun ternyata untung, penjualannya bisa dipertahankan dan performa terhadap keuangan kita masih sangat baik. Ekuitasnya juga naik dengan laba senilai Rp 42,52 miliar," pungkasnya.
Selanjutnya: Pendapatan bersih Sekar Laut (SKLT) turun menjadi Rp 1,25 triliun di tahun lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News