kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Penerimaan Pajak Membaik, Simak Tantangan Besar yang Masih Menghantui


Kamis, 23 Februari 2023 / 04:15 WIB
Kinerja Penerimaan Pajak Membaik, Simak Tantangan Besar yang Masih Menghantui

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan pajak pada Januari 2023 mencapai Rp 162,23 triliun.

Kinerja penerimaan pajak tersebut  tumbuh 48,60% dibandingkan penerimaan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, penerimaan pajak ini juga setara 9,44% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

"Memang tahun lalu, Januari 2022 juga mengalami kenaikan 59,49%. Jadi efek Januari ini karena kalau tahun 2022, 2021 base-nya rendah. Tapi kalau 2023 kita masih tumbuh 48,6% ini dikarenakan Januari tahun lalu sudah tumbuh tinggi berarti ini sesuatu yang sangat positif," terang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (22/2) secara daring.

Baca Juga: Sektor Manufaktur Jadi Penopang Penerimaan Pajak pada Awal Tahun Ini

Pengamat Perpajakan Fajry Akbar mengakui, kinerja penerimaan pajak di awal tahun ini merupakan kinerja yang luar biasa. Meski basis awal tahun lalu tinggi tinggi, namun kinerja penerimaan pajak di Januari 2023 masih bisa tetap tinggi, yakni tumbuh 48,6%.

Jika dilihat, memang kinerja penerimaan pajak ini disumbang oleh penerimaan pajak pertambahan nilai Dalam Negeri (PPN DN). Berdasarkan catatan pemerintah, penerimaan PPN DN per Januari 2023  tercatat tumbuh 144,67% secara tahunan atau meningkat dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang tercatat 44,85%. Dengan capaian ini, PPN DN menyumbang 31,7% dari total penerimaan pajak.

"Kalau kita lihat memang kinerja PPN yang naik paling tinggi. Penerimaan PPN DN naik sampai 144,67%," ujar Fajry kepada Kontan.co.id, Rabu (22/2).

Menurut Fajry, ada dua alasan yang membuat kinerja PPN DN tumbuh tinggi. Alasan tersebut adalah penguatan kondisi ekonomi Indonesia yang kian pulih. Pasalnya, aktivitas ekonomi akan tercermin dari kinerja penerimaan PPN. Alasan lainnya lantaran adanya dampak kenaikan tarif PPN.

"Januari tahun lalu belum ada kenaikan tarif. Dampak kenaikan tarif ini sampai bulan Maret 2023. Namun demikian, tantangan masih besar untuk tahun ini. Bulan Mei ke depan misalnya, sudah tidak ada lagi dampak kenaikan tarif PPN," jelas Fajry.

Selain itu, ia melihat PPh Badan masih akan kuat di tahun ini mengingat pada tahun lalu profitabilitas korporasi meningkat. Sedangkan penerimaan PPN akan bergantung pada aktivitas ekonomi mengingat pada tahun ini perekonomian Indonesia diprediksi melambat.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Moncer pada Awal Tahun, Ini Pendorongnya

"Secara keseluruhan, jika penerimaan pajak bisa tumbuh lebih dari 10% secara tahunan pada tahun ini, saya kira sudah bagus sekali," katanya.

Secara keseluruhan, ia melihat pemerintah masih berpeluang untuk mengajar target penerimaan pajak di tahun ini yang sebesar Rp 1.718 triliun, bahkan bisa melebihi target tersebut seperti tahun sebelumnya.

"Kalau melihat dari kinerja awal tahun ini, kemungkinan besar akan melewati target kembali. Kemungkinan besar Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hat-trick lagi," pungkas Fajry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×