Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja industri pengolahan nampak meningkat tipis pada kuartal III-2022. Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI) kuartal III-2022 tercatat 53,71%, atau lebih tinggi dari 53,61% dari kuartal II-2022.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, tak hanya meningkat, PMI-BI ini berada di fase ekspansi atau indeks di atas 50. Nah, peningkatan PMI-BI pada periode laporan didorong oleh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume persediaan barang jadi, dan total jumlah karyawan.
Meski, komponen volume total pesanan masih dalam fase ekspansi, meski melambat dari kuartal sebelumnya dan komponen penerimaan barang pesanan input tercatat masih dalam fase kontraksi. Erwin pun memerinci, indeks volume produksi pada kuartal III-2022 sebesar 57,12%, atau lebih tinggi dari 57,05% pada kuartal II-2022.
“Responden menyatakan, peningkatan volume produksi sejalan dengan peningkatan permintaan dan ketersediaan sarana produksi yang memadai,” tulis Erwin dalam laporan PMI-BI, Kamis (13/10).
Baca Juga: Permintaan Naik, Kinerja Industri Manufaktur Kuartal III-2022 Membaik
Peningkatan volume produksi terjadi pada sebagian subsektor, terutama didorong oleh subsektor alat angkut, mesin dan peralatannya, semen dan barang galian non logam, barang kayu dan hasil hutan lainnya, serta logam dasar besi dan baja.
Indeks volume persediaan barang jadi tercatat 55,78% pada kuartal III-2022 atau meningkat dari 54,23% pada kuartal II-2022, sejalan dengan peningkatan volume produksi.
Peningkatan volume persediaan barang jadi terutama didorong oleh sejumlah subsektor, antara lain semen dan barang galian non logam, alat angkut, mesin dan peralatannya, serta barang kayu dan hasil hutan lainnya.
Sejalan dengan itu, penggunaan tenaga kerja menunjukkan peningkatan. Indeks jumlah tenaga kerja tercatat sebesar 50,32% atau naik dari 49,61% pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan penggunaan tenaga kerja didorong oleh subsektor kertas dan barang cetakan, semen dan barang galian non logam, serta logam dasar besi dan baja.
Sebaliknya, indeks volume pesanan barang input pada kuartal III-2022 tercatat 55,14%, atau melambat dari 55,72% pada kuartal sebelumnya. Penurunan volume pesanan barang input terjadi pada sebagian subsektor, terutama disebabkan oleh subsektor tekstil, barang kulit dan alas kaki, kertas dan barang cetakan, serta makanan, minuman, dan tembakau.
Baca Juga: Rupiah Makin Melemah, Ini Dampaknya ke Industri Manufaktur
Sementara komponen kecepatan penerimaan barang input pada kuartal III-2022 tercatat sebesar 48,34%, turun dari 48,59% pada kuartal sebelumnya. Tak hanya menurun, ini bahkan berada dalam fase kontraksi atau indeks di bawah 50.
Penurunan tersebut terjadi pada subsektor tekstil, barang kulit dan alas kaki, logam dasar besi dan baja, serta makanan, minuman, dan tembakau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News