Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menilai industri penerbangan sudah jauh lebih baik pada saat ini seiring berakhirnya pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan, pemulihan industri penerbangan domestik sudah mendekati 100% pada 2023. Sebab, mobilitas masyarakat semakin meningkat sejak PPKM ditiadakan.
Industri penerbangan domestik pun sekarang tidak terlalu bergantung oleh faktor musiman, seperti libur Lebaran atau akhir tahun. Keberadaan acara berskala internasional seperti KTT G20 dan KTT ASEAN, hingga ramainya acara konser dan olahraga di Indonesia membuat jumlah penumpang pesawat melonjak. Terlebih lagi, Garuda Indonesia juga beberapa kali menjadi maskapai ofisial untuk delegasi ajang internasional.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) & Singapore Airlines Kerja Sama Jaringan Penerbangan
Dari situ, proses pemulihan industri penerbangan domestik diperkirakan lebih cepat dibandingkan penerbangan internasional. Ini mengingat masih ada tantangan berupa ketersediaan pesawat rute internasional yang terbatas.
“Tren perjalanan bisnis juga berubah semenjak maraknya meeting online, sehingga turut berdampak pada permintaan penerbangan internasional,” imbuh Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5).
Walau demikian, Garuda Indonesia diuntungkan berkat layanan perjalanan haji. Tahun 2023, emiten ini mengantarkan 104.172 jamaah haji ke Tanah Suci atau naik 117% dibandingkan tahun sebelumnya. Ada kemungkinan jumlah jamaah haji yang diantar Garuda Indonesia meningkat apabila kuota haji Indonesia bertambah.
Lantas, Irfan yakin kinerja Garuda Indonesia akan semakin solid sepanjang 2023 berjalan. Manajemen Garuda Indonesia memproyeksikan operating revenue akan melesat sekitar 84% sampai 87% pada 2023.
Di saat yang sama, perusahaan pelat merah tersebut memprediksi mampu meraih kenaikan Earning Before Interest Tax, Depreciation, and Amortization (EBITDA) di kisaran 20% sampai 25%.
Sebagai informasi, Garuda Indonesia memiliki jumlah armada sebanyak 68 unit pada akhir 2022. Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan tahun 2019 atau sebelum pandemi yakni sebanyak 142 unit.
Per akhir 2022, Garuda Indonesia melayani 65 rute perjalanan domestik dan 31 rute perjalanan internasional. Angka ini juga menurun ketimbang tahun 2019 lalu yang mana Garuda melayani 133 rute perjalanan domestik dan 39 rute perjalanan internasional.
Kontribusi pendapatan Garuda Indonesia pun mengalami perubahan selama pandemi berlangsung. Sebagai contoh pada 2022 lalu, kontribusi pendapatan Garuda berasal dari perjalanan penumpang yakni 70,11%. Nilai ini menyusut dibandingkan tahun 2019 silam yang masih berada di level 81,02%.
Sebaliknya, pendapatan Garuda Indonesia dari sisi pengangkutan kargo mengalami peningkatan dari 7,56% pada 2019 menjadi 13,36% pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News