Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah shutdown PT Pertamina untuk Kilang Balongan diyakini tidak akan mempengaruhi pasokan dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Tanah Air. Dengan begitu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan melihat belum ada ruang bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM hanya karena insiden tersebut.
Dari sisi pasokan terhadap BBM dan LPG, Mamit meyakini tidak akan terjadi kelangkaan karena Pertamina sudah memastikan kondisi pasokan masih aman. Selain itu, Kilang Minyak Cilacap dan kilang lainnya diyakini masih mampu untuk mensuplai kebutuhan BBM dan LPG saat ini.
"Kejadian ini saya kira tidak terpengaruh terhadap kenaikan harga. Apalagi, harga pastinya dipengaruhi oleh harga minyak dunia dan kurs mata uang rupiah. Jadi saya kira kita terlalu khawatir bahwa kejadian ini akan mengakibatkan harga BBM naik," jelas Mamit kepada Kontan, Senin (29/3).
Baca Juga: Pendapatan Samindo Resources (MYOH) turun 31,8% di tahun 2020
Dia juga menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying untuk BBM dan LPG karena pasokan masih terjamin aman. Apalagi, langka Pertamina dianggap cukup cepat untuk menanggulangi dan menjamin supply.
Meyakini kondisi pasokan BBM nasional masih aman, Mamit menyampaikan kalau pasokan nasional saat ini mencapai 10,5 juta barel, dengan pemakaian sekitar 62.000 KL/per hari. Adapun untuk pasokan solar saat ini berada di kisaran 8,8 juta barel.
Mamit mengungkapkan, sejauh ini penanganan Pertamina cukup tanggap dan cepat dalam mengantisipasi pelebaran risiko kebakaran Kilang Balongan. "Mereka (Pertamina) bisa melakukan isolasi terhadap area yang terbakar sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih luas lagi. Penanganan terhadap korban juga sudah dilakukan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," tambahnya.
Dengan penanganan yang dianggap sudah baik dan sesuai dengan tujuan untuk percepatan perbaikan, maka Mamit menganjurkan untuk memberikan keleluasaan bagi Pertamina dan aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi terkait kejadian ini. Apalagi, dia meyakini pasokan minyak masih cukup kuat. "Jika kurang, Pertamina bisa melakukan impor produk untuk menjaga supply. Pastinya saya yakin sekali pasokan aman," tegasnya.
Baca Juga: Ini profil Kilang Balongan yang alami insiden kebakaran hari ini (29/3)
Mengacu pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Mamit memandang ancaman pasokan bukan jadi pilihan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Prediksinya, pemerintah bakal lebih memilih untuk menanggung beban anggaran impor ketimbang memberatkan masyarakat.
"Momentum untuk menaikkan BBM non subsidi sebenarnya terbuka lebar, tapi saya kira karena pandemi maka perlu diperhitungkan dampaknya," tandasnya.
Direktur Eksekutif ReforMiner Komaidi Notonegoro menilai upaya yang dilakukan Pertamina sejauh ini sudah cukup responsif. Ditambah lagi, Pertamina merupakan perusahaan terlatih dan memiliki solusi dalam mengatasi kondisi darurat. "Kemungkinan besar pasokan BBM dan harganya akan tetap normal," ujar Komaidi kepada Kontan, Senin (29/3).
Adapun dampak lain kebakaran Kilang Minyak Balongan terhadap investasi kilang, dinilai Komaidi bakal memiliki relevansi. Prediksinya, akan ada sebagian anggaran investasi yang kemungkinan akan dialokasikan untuk perbaikan fasilitas yang terbakar.
Selanjutnya: Masih lakukan investigasi di Kilang Balongan, Pertamina belum dapat taksir kerugian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News